Lansia asal California Jadi Pasien HIV Keempat yang Dinyatakan Sembuh

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2022 12:03 WIB
Ilustrasi. Pasien lansia HIV/AIDS asal California jadi pasien keempat yang dinyatakan sembuh. (Istockphoto/burakkarademir)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti kembali mengumumkan seorang pasien HIV/AIDS yang dinyatakan sembuh. Pasien menjadi pengidap HIV/AIDS keempat di dunia yang berhasil mencapai masa remisi virus.

Melansir AFP, pria berusia 66 tahun yang diberi nama 'City of Hope' dinyatakan memasuki masa remisi. Kabar tersebut diumumkan dalam sebuah penelitian jelang Konferensi AIDS Internasional yang bakal digelar pada Jumat (29/7) besok di Montreal, Kanada.

Pasien asal California ini merupakan orang kedua yang dinyatakan sembuh pada tahun ini. Sebelumnya, seorang pasien wanita asal New York juga dilaporkan berhasil memasuki masa remisi pada Februari lalu.

Pasien 'City of Hope', sebagaimana dua pasien sebelumnya, mencapai masa remisi yang bertahan lama setelah menjalani proses transplantasi sumsum tulang belakang. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengobati pasien kanker.

Pasien ini juga dilaporkan didiagnosis mengidap leukemia atau kanker darah.

Jana Dicker, peneliti utama yang merupakan seorang spesialis penyakit menular, mengatakan bahwa pasien tersebut merupakan salah satu pengidap HIV/AIDS berusia lanjut yang sebelumnya belum bisa mencapai remisi. Keberhasilannya kali ini memberi harapan bagi pengidap HIV/AIDS berusia lanjut.

Pasien didiagnosis HIV/AIDS pertama kali pada 1988 silam. Dickter mengatakan, pasien mengalami stigma selama masa-masa awal epidemi HIV/AIDS pada 1980-an.

"Dia melihat banyak teman dan orang yang dicintainya menjadi sakit dan menyerah pada penyakit itu," ujar Dickter.

Pasien mengidap HIV selama 31 tahun, lebih lama dari pasien sebelumnya yang mengalami remisi.

Setelah didiagnosis leukimia, pada tahun 2019 pasien menerima transplantasi sumsum tulang belakang. Dia mulai berhenti mengonsumsi obat antiretroviral setelah mendapatkan vaksin Covid-19 pada Maret 2021.

Sejak itu, ia kemudian dinyatakan sembuh dari HIV dan kanker.

"Kemoterapi dengan intensitas yang lebih rendah bekerja untuk pasien, berpotensi memungkinkan pasien HIV yang berusia lanjut dengan kanker untuk mendapatkan pengobatan," ujar Dickter.

Namun, prosedur itu tak sembarangan, kompleks dan memiliki efek samping yang serius. "Bukan pilihan yang cocok untuk kebanyakan orang dengan HIV," tambah Dickter.

(asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK