Untuk mencegah penularan hepatitis B pada anak, ibu hamil akan mendapatkan obat antivirus Tenofovir. Pemberian obat akan diberikan secepat-cepatnya di usia kehamilan delapan minggu.
"Ibu hamil adalah salah satu populasi berisiko yang menjadi prioritas untuk intervensi dalam rangka mencegah penularan [hepatitis B] dari ibu ke anaknya," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu dalam webinar Hari Hepatitis Sedunia, Kamis (28/7).
Sebagaimana diketahui, penularan hepatitis B banyak terjadi melalui ibu hamil melalui bayi dalam kandungan. Dalam catatan Kemenkes hingga 2021, dari sekitar 2,9 juga ibu hamil yang menjalani deteksi dini, sebanyak 1,6 persen atau 47.550 diantaranya terdeteksi terinfeksi virus penyebab hepatitis B.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berarti ibu hamil tersebut dapat menularkan Hepatitis B kepada anak yang ada dalam kandungannya," kata Maxi.
Maxi menyebut, pemberian obat antivirus Tenofovir ini akan diberikan secepat-cepatnya di usia kehamilan delapan minggu.
Maxi menjelaskan, pemberian antivirus terhadap ibu hamil yang akan dilakukan di Indonesia ini bukan yang pertama di dunia. Ibu hamil di sejumlah negara telah lebih dulu mendapat antivirus Tenofovir, sebagai bentuk intervensi penularan hepatitis B sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk mengawali program ini, pemberian antivirus akan dilakukan di 10 kabupaten/kota terlebih dahulu. Yakni di Bandar Lampung, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Surabaya, Banjarmasin, Makassar, dan Kupang.
"Untuk mengawali, salah satunya akan dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Makassar, Sulawesi Selatan, dan Rumah Sakit Karyadi Semarang, Jawa Tengah" kata dia.
(tst/asr)