Nafi tak sendiri. Di luar sana, masih banyak orang lain yang hatinya terenyuh melihat kucing-kucing terlantar di jalanan.
Alasannya, kurang lebih sama. "Kalau kucing itu adalah saya, maka saya sangat butuh pertolongan," kata Soca (34).
Namun, berbeda dengan Nafi yang mau melakukan apa pun demi kucing-kucing yang ditemuinya di jalan. Soca merasa cukup membantu semampunya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan street feeding.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan, bahkan mungkin ribuan, kucing di jalan kelaparan menanti datangnya makanan. Terus mengacak-ngacak tempat sampah dan memakan makanan sisa tentu melelahkan. Belum lagi berbagai bakteri yang ada di tempat sampah.
"Aduh, ngebayanginnya aja kasihan, sedih," kata Soca.
Soca, yang merupakan pegawai di salah satu perusahaan swasta Jakarta, kerap membawa toples kecil berisi dry food. Toples itu selalu ada dalam tasnya.
Kebetulan ada beberapa kucing 'langganan' yang ditemuinya di jalur menuju tempat kerja. Termasuk di daerah sekitar Halte Busway Ragunan dan di bawah jembatan penyeberangan Mampang Prapatan.
Soca tahu, apa yang dilakukannya mungkin tak sebesar yang dilakukan orang lain seperti Nafi. Namun, setidaknya Soca hanya berusaha melakukan hal sekecil apa pun untuk kucing-kucing yang dilihatnya. "Saya, sih, percaya, sekecil apa pun yang kita lakukan, pasti berguna, kok," ujarnya.
Serupa tapi tak sama. Sejak akhir 2020 lalu, Fathia kerap menyisihkan uangnya setiap bulan. Uang itu disisihkan khusus untuk membeli dry food sebanyak 5 kilogram dan 10 bungkus kecil wet food.
Makanan-makanan itu kemudian ia simpan di dalam tasnya. Dibawa kemanapun ia pergi.
![]() |
Tempat pertamanya adalah kucing-kucing di sekitar Masjid Salman, Bandung. "Di sana, tuh, banyak banget kucingnya," ujar Fathia.
Fathia juga kerap memberi makan kucing-kucing di sekitar rumahnya di Bandung.
Biasanya, setiap akhir pekan, ia selalu menyempatkan diri untuk berjalan kaki kemanapun. Waktu itu juga ia gunakan untuk membagi-bagikan makanan untuk kucing-kucing di jalan.
Baginya, ada kepuasan tersendiri yang didapat saat memberikan makan untuk kucing-kucing di jalan. "Buat saya, ngeliat mereka [kucing] makan lahap, tuh, rasanya senang banget," katanya.
Tapi, kebiasaan itu berubah saat Fathia pindah bekerja di Jakarta. Takjub, ia melihat selalu ada dry food bertebaran di hampir setiap pengkolan jalan ibu kota.
"Di sini, tuh, kayaknya orang-orangnya udah pada punya kesadaran ya. Beda sama di Bandung, yang masih jarang banget," kata Fathia.
Di Jakarta, niat Fathia berubah. Dari yang semula getol membagikan makanan, kini ia lebih punya tujuan untuk mensterilkan kucing.
Ia mengumpulkan uang untuk mensterilkan kucing-kucing yang dilihatnya di jalan. Bukan tanpa alasan, selain untuk menekan populasi kucing yang berlebih di ibu kota, steril juga bikin tubuh kucing jadi lebih sehat.
"Di Jakarta, saya lebih pengin steril kucing, sih. Lagi ngumpulin uang sama nyari-nyari info yang suka steril massal di sini," kata Fathia.
Apa pun itu, yang dilakukan Nafi, Soca, dan Fathia adalah bentuk kepedulian dan kasih sayang mereka pada kucing-kucing yang terlantar, yang bahkan tak meminta untuk dilahirkan.
Sekecil apa pun, lakukan saja apa pun yang bisa dilakukan. Daripada diam terkunci dalam rasa iba tanpa melakukan apa-apa.
(asr)