Mengenal Tren Vabbing, Jadikan Cairan Miss V Jadi Parfum

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Agu 2022 22:00 WIB
Dalam beberapa waktu terakhir, tren vabbing tengah ramai di media sosial TikTok. Apa itu vabbing?
Ilustrasi. Vabbing merupakan tren di media sosial yang menjadikan cairan miss V sebagai pengganti parfum. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Media sosial TikTok kerap kali menghadirkan tren kecantikan yang aneh, termasuk salah satunya vabbing. Tren yang viral itu pun tak lepas dari tuaian pro dan kontra.

Meramaikan tren vabbing, sejumlah wanita mengoleskan cairan organ intimnya di area-area yang biasa disemprotkan parfum seperti lengan dan leher. Mereka menjadikan cairan organ intim sebagai pengganti parfum.

Mengutip Insider, tren ini diikuti setelah salah satu klaim yang terkait dengannya tersebar. Disebutkan bahwa cara tersebut menjadi trik untuk dapat meningkatkan daya tarik seksual terhadap lawan jenis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski terdengar menjijikkan dan jorok, namun disebutkan para wanita itu meyakini aroma yang dipancarkan dinilai seksi oleh pria.

Lalu apa arti vabbing sebenarnya?

Mengutip The Independent, vabbing merupakan singkatan dari vaginal dabbing, yang berarti praktik menggunakan cairan kelamin sebagai parfum.

Salah satu pengguna TikTok yang ikut serta dalam tren tersebut, @jewlieah, menjelaskan bahwa dirinya mengambil aroma 'alami'-nya dan mengoleskannya di pergelangan tangan dan bagian belakang telinga.

Gagasan di balik tren vabbing adalah bahwa cairan miss V mungkin mengandung feromon. Diketahui, feromon memainkan peran kunci dalam berapa banyak hewan berkomunikasi dengan satu sama lain.

Maka dari itu, banyak yang berpikiran bahwa feromon yang ada di cairan miss V mungkin memainkan peran dalam menarik lawan jenis secara seksual.

Alhasil, timbullah pertanyaan apakah hal tersebut benar adanya?

ilustrasi membersihkan leherIlustrasi. Vabbing menjadi tren menjadikan cairan organ intim sebagai pengganti parfum. (iStockphoto/LookAod)

Asisten profesor antropologi dari Universitas Boston, Amerika Serikat, Eva Garrett mengatakan kegiatan tersebut merupakan hal yang rumit. Penelitian Garret yang berfokus pada evolusi penciuman pada primata menjelaskan  feromon kemungkinan tidak berperan dalam daya tarik seksual terhadap lawan jenis.

Dengan kurangnya bukti teori ini pada manusia, Garret mengatakan tidak mungkin vabbing berfungsi sebagai magnet lawan jenis.

Kendati demikian, Garret mengakui vabbing mungkin dapat meningkatkan aroma alami seseorang. Aroma alami ini, bisa jadi menarik buat sebagian orang.

Mengutip Popular Science, disebutkan aroma alami yang terpancar memainkan peran penting dalam ikatan dan perilaku seseorang. Contohnya, dari ibu yang membangun hubungan dengan bayi, hingga pasangan yang menikmati aroma keringat satu sama lain.

Faktanya, parfum, meskipun sintetis, dimaksudkan untuk meningkatkan aroma alami seseorang dan bahkan dapat mengungkapkan informasi mengenai dirinya kepada orang lain.

Jika ingin mencoba tren ini, Garret menyarankan Anda untuk melakukannya dengan aman. Salah satunya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh miss V.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER