Pelesir di Pesisir Utara Jawa, Terpukau Kilau Budaya

CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2022 10:05 WIB
Cirebon bukan hanya dikenal sebagai Kota Udang, beragam obyek wisata dan budaya yang menarik untuk dikunjungi.
Kampung Sabin di Cirebon. (Foto: CNN Indonesia/Lina Itafiana)

Desa Wisata Gegesik Kulon

Usai bermain-main dengan alam, saya melanjutkan perjalanan di kota udang menuju Desa Wisata Gegesik Kulon. Jaraknya sekitar 27 KM dari Kampung Sabin.

Desa yang memiliki luas 402 hektare ini berada di wilayah Kabupaten Cirebon bagian barat. Desa wisata Gegesik Kulon memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang seni dan budaya.

Bahkan pernah meraih Juara 2 Desa Wisata Terbaik dalam kategori Konten Kreatif pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberhasilan itu tak terlepas dari budaya tradisional yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Desa wisata satu ini. Hal itu dapat dilihat dari setiap kedatangan para wisatawan ke Desa Wisata Gegesik Kulon yang selalu disambut dengan Tari Topeng Lima Wanda dan Rampak Kendang.

Suasana meriah langsung terasa ketika lenggak-lenggok para penari topeng diiringi tabuhan kendang. Para penari tampak menggunakan topeng yang berbeda-beda. Tiap topeng yang digunakan oleh para penari memiliki ciri khas atau karakteristik masing-masing.

Seperti topeng panji yang melambangkan kesucian bayi yang baru lahir, topeng samba menggambarkan tentang seseorang yang sedang memasuki fase kanak-kanak, topeng rumyang menggambarkan seorang remaja, topeng patih menggambarkan seseorang yang memiliki sifat tegas dan juga berbudi luhur, serta topeng kelana menggambarkan seseorang yang mempunyai sifat pemarah dan angkara murka.

Desa ini memiliki agenda khusus untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan yakni dengan mengadakan tradisi Mapag Sri setiap tahun. Tradisi ini dilakukan dalam rangka menyambut panen raya. Selain itu, ada pula sedekah bumi sebagai lambang rasa syukur pada alam, dan barikan untuk menolak bala. Pada puncak perayaan, kasenian wayang kulit ditampilkan.

Saya berkesempatan untuk melihat proses pembuatan wayang kulit sembari berbincang dengan sang empu, Ki Sawiyah. Kami bercengkrama di teras rumah yang difungsikan sebagai studio pembuatan wayang mulai dari pengukiran hingga pewarnaan.

Dalam pembuatannya, Ki Sawiyah memanfaatkan kulit kerbau betina yang didatangkan dari Sukoharjo, Jawa tengah. Menurutnya, kulit kerbau betina memiliki kualitas yang lebih bagus daripada kulit kerbau jantan. Selain itu, juga memiliki tekstur yang lembut sehingga gampang untuk dibentuk. Seekor kerbau dapat digunakan untuk membuat 10-15 wayang berukuran kecil. Sementara wayang ukuran besar, satu kerbau bisa untuk enam hingga tujuh wayang.

Pria 73 tahun ini biasanya membeli kulit basah yang kemudian ia jemur sendiri hingga kering. Meski jarinya kini sudah keriput, namun ia tampak masih begitu lincah membuat pola dan mengukir wayang-wayang itu. Untuk membuat satu wayang, Ki Sawiyah membutuhkan waktu 20 hingga 30 hari tergantung tingkat kerumitan tatahan.

Adapun untuk ukuran tiap-tiap wayang memiliki pakem tersendiri seperti wayang ukuran kecil yang dinamai sebagai Kidang Kencana, wayang pertengahan disebut Asmara Wulan, dan wayang besar diberi nama Mega Mendung.

Sejak tahun 1965 Ki Sawiyah menggunakan cat serbuk yang diracik sendiri sebagai bahan pewarna wayang. Namun, belakangan ia beralih ke cat akrilik lantaran pengaplikasiannya lebih mudah. Selain itu, ia juga menggunakan cat tembok bermutu tinggi.

Sentra Oleh-oleh Batik Trusmi

Setelah dimalam, kain diberikan warna hingga beberapa kali dengan cara direbus kemudian dijemur. Proses terus diulang hingga mendapatkan bentuk yang diinginkan. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)Batik Trusmi khas Cirebon. (Foto: CNN Indonesia/Endro Priherdityo)

Puas berwisata, saya memilih belanja oleh-oleh khas Cirebon sebelum pulang. Sentra oleh-oleh Batik Trusmi menjadi lokasi yang saya tuju. Jaraknya cukup jauh dari Desa Wisata Gegesik Kulon.

BT Batik Trusmi berada di Jalan Trusmi No.148, Weru Lor, Kecamatan Plered, Cirebon. Saya menempuh waktu sekitar satu jam untuk sampai ke sana.

Terdapat beberapa showroom yang menjual produk batik di Kawasan Batik Trusmi. Beragam showroom ini menjadikan adanya pilihan bagi para wisatawan untuk belanja.

Beragam jenis batik dengan variasi motif dan harga tersedia pada showroom yang berada pada kawasan ini. Jenis batik yang ditawarkan mulai dari batik tulis, batik cap, dan batik printing.

Selain itu, di kawasan Batik Trusmi juga terdapat beragam kerajinan tangan. Ada juga berbagai jenis kudapan khas Cirebon yang dapat dijumpai di tempat ini, seperti empal gentong, nasi jamblang, dan tahu gejrot.

Dari berbagai pilihan, saya merogoh kocek sebesar Rp50 ribu untuk membeli daster sebagai buah tangan, melengkapi tentengan saya di ibu kota.

(lna/wiw)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER