Kasus HIV di Kota Bandung, Jawa Barat disebut mengalami peningkatan. Data yang dikeluarkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mencatat kasus HIV/AIDS di Kota Kembang menyentuh angka 5.943 pada rentang tahun 1991-2021.
Karena kasus yang tinggi ini, muncul wacana poligami yang dikeluarkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum. Katanya, poligami bisa menekan penularan HIV/AIDS karena para suami jadi tidak 'jajan' di luar.
Merujuk hal tersebut, apakah benar HIV/AIDS hanya menular melalui hubungan seksual?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan, HIV/AIDS tak cuma menular lewat aktivitas seksual. Ada beberapa kegiatan lain yang bisa memicu penularan penyakit.
"Hubungan seksual tentu penularan yang pertama, tapi ada hal lain yang juga bisa membuat tertular, bukan hanya fokus pada seksualnya saja," kata Zubairi saat dihubungi, Selasa (30/8).
Berikut ini beberapa kegiatan yang bisa membuat seseorang tertular HIV/AIDS selain berhubungan seks.
Orang yang menggunakan narkoba sangat rentan tertular HIV. Utamanya, narkotika yang disalurkan melalui penggunaan jarum suntik.
Penggunaan jarum suntik secara bergantian rentan akan penularan penyakit.
"Makanya, katakan say no to drugs," kata dia.
![]() |
Penggunaan jarum suntik bukan hanya untuk narkoba. Penularan ini juga bisa terjadi saat Anda melakukan donor darah atau kegiatan lain yang memerlukan jarum suntik.
Jika jarum suntik yang digunakan tidak steril, penularan HIV bisa terjadi. Penting untuk menggunakan dan memastikan jarum suntik baru saat Anda melakukan pemeriksaan medis.
Ibu dengan virus HIV berisiko menularkan penyakit ke bayi yang baru lahir. Terutama, jika ibu mengalami putus obat atau tidak melanjutkan pengobatan HIV.
"HIV/AIDS bisa dikontrol. Anda minum obat teratur maka anda tidak lagi sakit, tidak rawat inap, bisa menikah punya anak dan anaknya tidak tertular. Masalahnya adalah beberapa orang banyak yang putus obat. Nah, itu bahaya," kata dia.
(tst/asr)