Waspada Kanker Prostat, Deteksi Sebelum Terlambat

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2022 16:57 WIB
Ilustrasi kanker prostat. (Foto: iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian besar pria dengan kanker prostat dini tidak memiliki tanda atau gejala apapun. Biasanya, hal ini dikarenakan kanker tumbuh di bagian luar dari prostat, sehingga tidak menekan uretra dan menimbulkan gejala.

Padahal, kanker prostat adalah salah satu dari 5 kanker terbanyak pada pria. Bahkan, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY, pernah didiagnosa mengidap kanker prostat.

Prostat adalah kelenjar kecil berbentuk kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani yang berfungsi memelihara dan mengangkut sperma terletak di bawah kandung kemih. Selain pembesaran prostat yang bersifat jinak karena faktor usia, prostat juga dapat menjadi kanker yang bersifat ganas.

Awalnya kanker prostat tumbuh perlahan dan terbatas pada kelenjar prostat serta tidak menyebabkan kerusakan serius. Pada tahap lanjut penyakit ini dapat tumbuh agresif dan dapat menyebar dengan cepat ke organ sekitar maupun organ lain yang jauh dari asalnya.

Kanker prostat yang terdeteksi sejak dini, ketika masih terbatas pada kelenjar prostat, memiliki potensi kemungkinan sembuh lebih tinggi.

Gejala Kanker Prostat

Pada tahap awal, kanker prostat tidak memberikan tanda atau gejala. Sementara kanker prostat pada tahap lanjut dapat menyebabkan beberapa tanda dan gejala, seperti:

Faktor Pemicu

Saat ini, sudah ditemukan beberapa faktor yang diindikasikan dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Faktor-faktor tersebut meliputi:

Risiko Anda terkena kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Umumnya setelah usia 50 tahun.

Orang kulit hitam dan Afroamerika memiliki risiko kanker prostat yang lebih besar daripada ras lain. Pada orang kulit hitam, kanker prostat juga cenderung lebih agresif.

Risiko meningkat pada keluarga sedarah, seperti orang tua, saudara kandung atau anak menderita kanker prostat.

Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki risiko kanker prostat yang lebih tinggi.

Komplikasi

Di samping menimbulkan gejala yang cukup mengganggu, kanker prostat juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya bagi kesehatan. Komplikasi kanker prostat dan perawatannya meliputi:

Kanker prostat dapat menyebar ke organ terdekat, seperti vesikula seminalis, kandung kemih, kelenjar getah bening sekitar, atau melalui aliran darah / sistem limfatik ke tulang, liver, paru, dan otak.

Pada umumnya penyebab kanker termasuk kanker prostat belum diketahui penyebab pastinya. Namun kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kanker prostat dengan:

Biopsi Prostat

Biopsi adalah pemeriksaan bestandar tertinggi (gold standard) dalam menentukan keganasan prostat atau organ lainnya. Prosedur biopsi prostat adalah tindakan pengambilan sampel jaringan dari kelenjar prostat untuk memastikan ada tidaknya keganasan.

Biopsi prostat dilakukan oleh dokter spesialis urologi. Prosedur ini sebaiknya dilakukan di ruang operasi rumah sakit untuk mengurangi rasa nyeri pasien dan mencegah komplikasi.

Prosedur biopsi dapat dilakukan one day care, yang berarti pasien diizinkan pulang pada hari yang sama setelah pulih dari efek anestesi.

Seorang pria perlu tindakan biopsi kelenjar prostat bila:

Metode Pengobatan

Agar kanker tidak menyebar dan menurunkan kualitas hidup, perawatan dokter sangat diperlukan. Tentunya, terapi pengobatan tersebut disesuaikan dengan stadium kanker prostat yang dimiliki dan kondisi pasien secara keseluruhan.

1. Metode biopsi konvensional

Metode ini menggunakan panduan USG transrectal (TRUS).

2. Metode 'Robot Targeted MRI-US Fusion Biopsy' atau biopsi prostat robotik

Metode pengambilan sampel lesi target pada jaringan prostat secara minimal invasif. Metode ini memiliki akurasi yang lebih tinggi dalam mendeteksi kanker prostat karena menggunakan teknologi terkini yaitu robot.

Metode tersebut mengkombinasikan pencitraan MRI dan Ultrasonografi / USG secara bersamaan sehingga dapat meminimalisir risiko kegagalan, pemeriksaan biopsi berulang, nyeri, dan infeksi.

3. Prosedur Biopsi Prostat Robotik

  1. Konsultasi dan pemeriksaan fisik dengan dokter spesialis urologi.
  2. Pemeriksaan MRI untuk menentukan lokasi lesi yang dicurigai keganasan

Laparoskopi

Pada bidang urologi atau yang berkaitan dengan saluran kemih, laparoskopi juga bisa dilakukan untuk operasi kista. Hal ini dilakukan dengan rekonstruksi saluran kencing, terutama operasi kanker pada ginjal, prostat dan kandung kemih.

Spesialis Urologi Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Dokter Syamsu Hudaya, Sp.U (K), menyebutkan studi untuk kasus bedah urologi membuktikan bahwa semakin advanced alat laparoskop, maka hasil klinis untuk pasiennya juga lebih baik.

Pada kasus pengangkatan kelenjar prostat menggunakan laparoskop yang 3D, dibandingkan dengan 2D, waktu operasinya lebih singkat. Selain itu, pasien lebih sedikit kehilangan darahnya dan lebih cepat pulih kemampuan BAK-nya.

"Pada kanker prostat dan ginjal yang cukup tinggi kejadiannya di Indonesia, kami berpengalaman melakukan operasi minimal invasive dengan lapararoskopi 3D/4K," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (14/9).

Tahir Uro-nephrology Center dan Oncology Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif dalam penanganan keganasan prostat, ginjal, dan saluran kemih serta kanker lainnya. Dengan peralatan terkini serta kolaborasi multi-spesialisasi dokter, mulai dari deteksi dini, diagnosis, terapi tindakan bedah, kemoterapi, imunoterapi dan radioterapi, hingga rehabilitasi medis saat proses penyembuhan.

Jika saat ini Anda merasa sedang mengalami beberapa gejala yang tadi sudah disebutkan di atas. Diharapkan segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk bisa mendeteksi dini, serta mendapat penanganan langsung secara tepat.

Adapun Tahir uro-nephrology Center Mayapada Hospital didukung oleh team dokter yang berkompentesi dan professional di bidangnya :

dr. Syamsu Hudaya, Sp.U ( K ), dr. Akbari Wahyudi Kusumah SpU, dan dr. Firdianto Sp U.

dr. Dyandra Parikesit, BMedSc, Sp.U, FICS, dr. Robertus Bebet Prasetyo, Sp.U, dr. Fatan Abshari, Sp.U.

dr. Satrya Husada, Sp.U, dr. Prasastha Dedika Utama, Sp.U, dr. Aditya Pramanta, Sp.U.

Untuk itu, pasien bisa segera mendatangi Rumah Sakit Mayapada terdekat atau mengunjungi web resmi Rumah Sakit Mayapada di sini untuk bisa sesi konsultasi dengan dokter terkait demi informasi yang lebih valid.

(rir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK