Burnout memang bisa dialami kapan saja dan siapa saja, termasuk di masa pandemi ini. Salah satunya tandanya bisa terlihat dari perubahan perilaku dan juga kebiasaan orang terkasih atau sahabat.
Yang dimaksud burnout adalah kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya.
Burnout umumnya dipicu oleh situasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Namun nyatanya, aspek kehidupan lain juga dapat memicu burnout.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari urusan rumah tangga, hubungan, hingga self-development bahkan dapat membuatmu jenuh dan burnout. Ada beberapa ciri alami yang bisa terlihat bahkan dirasakan saat Anda terkena burnout.
Burnout adalah jenis stres terkait pekerjaan yang ditandai oleh tiga hal spesifik. Yang pertama adalah perasaan bahwa Anda lelah -- baik secara emosional maupun fisik.
Hal kedua yang menjadi ciri burnout adalah sinisme -- kurangnya minat pada pekerjaan yang bisa menjadi negatif atau bahkan Anda tidak merasakan perasaan lagi. Kelelahan seringkali menjadi penyebab utamanya.
![]() |
Pilar burnout ketiga adalah rasa tidak kompeten, perasaan bahwa Anda tidak bisa efektif dalam melakukan pekerjaan.
Ini mengarah pada kurangnya pencapaian dan produktivitas. Terkadang, perasaan itu tampaknya merupakan hasil dari dua kutub kelelahan lainnya - kewalahan dan sinisme. Di lain waktu, ketiganya menyerang Anda sekaligus.
Studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan kerja adalah salah satu dari beberapa efek samping dari kelelahan. Hal ini juga disertai dengan rasa kosong dan hadirnya beberapa penyakit fisik dalam tubuh.
Ketika tekanan pekerjaan Anda sering membuat kewalahan, maka diri terasa akan mudah tersinggung dengan rekan kerja Anda, atau bahkan bisa merembet ke pelanggan atau klien penting.
Sulit berkonsentrasi bahkan pada pekerjaan yang kerap dilakukan sehari-hari. Pada suatu kondisi, juga bisa hadir perasaan enggan mengerjakan tugas dan menunda semua tanggung jawab Anda.
Kesusahan tidur atau insomnia kerap melanda seseorang yang mengalami burnout berat. Kerap kali, Anda akan bisa tertidur namun tetap mengalami kelelahan setelah terbangun.
Kondisi kesehatan mental yang rentan dapat berdampak negatif pada sistem imunitas tubuh. Tubuh menjadi mudah untuk terserang nyeri otot dan sakit kepala.
Perubahan pada pola makan dan tidur juga sering terjadi, sehingga mengakibatkan kekebalan tubuh akan terus menurun.
Muncul perasaan terpuruk dan mulai membandingkan diri dengan orang lain. Anda akan merasa bahwa kegagalan adalah sahabat.
Pada kondisi ini, tak jarang orang akan mudah untuk menarik diri dari lingkungan teman terdekat hingga keluarga.
(far/wiw)