Kenapa Perhiasan Mutiara Jadi Simbol Duka Kerajaan Inggris?
Sepanjang hidupnya, mendiang Ratu Elizabeth II hampir tak pernah terlihat tanpa perhiasan mutiaranya.
Para wanita keluarga kerajaan diketahui juga akan mengenakan perhiasan mutiara saat memberikan penghormatan terakhir kepada sang Ratu di pemakaman kenegaraan di Westminster Abbey pada Senin (19/11).
Selama sepekan terakhir sejak Ratu Elizabeth II meninggal, keluarga kerajaan Inggris berkabung dengan busana serba hitam saat muncul di hadapan publik. Ada aksesori yang jamak terlihat pada penampilan para wanita kerajaan, yakni perhiasan mutiara. Entah itu dalam bentuk kalung, anting, atau bros.
Lantas, kenapa mutiara menjadi perhiasan khusus yang dikenakan para wanita kerajaan saat berkabung?
Sejarawan perhiasan Vivienne Becker mengatakan penggunaan perhiasan mutiara di masa berkabung adalah tradisi turun temurun. Bahkan sejak zaman Renaisans, Ratu Elizabeth I.
"[Mengenakan mutiara] berarti mengenakan perhiasan tidak berwarna dan juga tidak berkilau atau mengilap. Dengan memilih mutiara, ini menyimbolkan sikap hormat dan rendah hati," katanya seperti dikutip Vogue.
Mutiara alam yang terbentuk secara kebetulan di dalam cangkang moluska merupakan keajaiban alam langka yang telah membuat siapa saja terpesona sejak zaman kuno. Orang Yunani percaya bahwa mutiara terbentuk dari air mata dewa. Kemudian dalam budaya Hindu, mutiara dikaitkan dengan bulan, melambangkan kebijaksanaan dan kemurnian.
Sementara itu dalam tradisi China, mutiara ditempatkan di mulut orang mati sebagai perlindungan, untuk memudahkan perjalanan mereka ke alam baka. Melanie Georgacopoulos, desainer sekaligus spesialis perhiasan mutiara, mengatakan mutiara adalah simbol keanggunan dan dapat dihubungkan dengan seluruh budaya dunia.
Pada zaman Renaisans, Ratu Elizabeth I memakai perhiasan mutiara untuk memproyeksikan citranya sebagai ratu perawan. Baginya, mutiara menyimbolkan kemurnian dan kesucian walau mutiara saat itu lebih diasosiasikan dengan kekuasaan dan kekayaan karena statusnya yang sangat langka.
Baru pada zaman Ratu Victoria, mutiara mulai erat kaitannya dengan suasana berkabung. Saat masih berusia 42 tahun, Ratu harus kehilangan suami tercintanya, Pangeran Albert, pada 1861, membuatnya menghabiskan sisa hidupnya selama 40 tahun dalam duka.
Peristiwa tersebut ternyata melahirkan standar baru etika berduka orang Inggris, khususnya para janda, seperti ditulis oleh Clare Phillips, kurator perhiasan di Victoria and Albert Museum, dalam buku 'Jewels and Jewellery'. Akan tetapi, aturan ini tentu saja tidak lagi dipatuhi secara ketat.
Ratu Elizabeth II memakai salah satu di antaranya saat menantikan kedatangan peti ayahnya, Raja George VI, di stasiun King Cross, pada Februari 1952. Kalung berhiaskan sebuah mutiara besar turut menemani Putri Diana yang sedang berduka atas wafatnya Putri Grace dari Monako pada 1982.
Ia juga memakai kalung mutiara di acara pemakaman sahabatnya, desainer Gianni Versace, pada Juli 1997.
Mengikuti jejak mendiang ibu mertuanya, Kate Middleton dan Meghan Markle kompak mengenakan perhiasan mutiara saat mengikuti proses pemakaman Ratu Elizabeth II di Westminster Hall beberapa hari lalu. Perhiasan tersebut diketahui sama-sama pemberian sang Ratu.
Dalam kesempatan yang sama, Ratu consort Camilla pun juga tampak memakai kalung mutiara empat baris dan anting senada.
(del/chs)