Tiga Efek Gas Air Mata pada Korban Tragedi Kanjuruhan
Ketua KSM Ilmu Mata RSUD Dr Saiful Anwar, dr Budi Sulistya mengungkapkan ada tiga efek gas air mata pada para korban Tragedi Kanjuruhan.
Secara umum efek gas air mata itu tergantung pada tiga faktor yakni, jumlah yang terpapar, lamanya terpapar, serta penanganan awal.
"Makin sedikit jumlah yang terpapar, makin sedikit waktu dan makin baik penanganan pada fase awal maka dampak yang akan terjadi akan sangat minimal," kata Budi dalam video yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (9/10).
"Pada pasien-pasien yang dirujuk ke Saiful Anwae ada tiga hal yang kami temukan, yang pertama adalah trauma basa di mana trauma basa ini relatif ringan karena PH yang diukur 8, nah dengan penanganan yang segera di IGD maka trauma basa ini sudah selesai dengan sempurna," lanjutnya.
Lalu efek yang kedua adalah erosi kornea. Erosi kornea ini merupakan satu luka pada epitel kornea, di mana luka ini tidak terlalu mengkhawatirkan dan akan sembuh sempurna dalam 1 atau 2x24 jam.
Kemudian, yang ketiga adalah subconjunctival bleeding atau pendarahan di bawah selaput lendir mata. Kata Budi, efek ini juga tidak terlalu mengkhawatirkan dan akan sembuh seiring berjalannya waktu.
"Subconjunctival bleeding ini walaupun kelihatannya sedikit menakutkan, tetapi karena letaknya masih pada bagian luar dari bola mata maka subconjunctival bleeding ini tidak mengkhawatirkan sama sekali dan tidak akan menimbulkan kebutaan dan biasanya akan terserap dengan sempurna sekitar dua atau tiga minggu," tuturnya.
Selain tiga efek itu, RSSA juga menerima dua pasien yang mengalami exposure keratitis. Namun kondisi ini tak semata-mata disebabkan oleh gas air mata.
"Tetapi bisa juga terjadi dan itu sering pada orang-orang yang tidak sadar, nah pada pasien-pasien dengan kesadaran yang menurun tadi kelopak mata tidak bisa menutup sempurna sehingga korneanya mengalami radang dan ini terjadi pada dua pasien yang dirawat di RSSA," ucap Budi.
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober lalu usai Arema FC vs Persebaya. Pertandingan itu dimenangkan Persebaya dengan skor 3-2.
Tragedi itu disebut bermula saat aparat melontarkan gas air mata--berdasarkan kesaksian juga ke arah tribun--untuk menghalau massa yang ricuh di lapangan usai laga Arema menjamu Persebaya.
Para penonton di tribun yang panik karena gas air mata itu langsung berdesak-desakan menuju pintu keluar stadion yang terbatas. Banyak penonton mengalami sesak napas, terjatuh, dan terinjak-injak hingga tewas.
Berdasarkan data pada Minggu (9/10), insiden ini menyebabkan 131 orang meninggal dunia dan 583 orang lainnya luka-luka.
Buntut Tragedi Kanjuruhan ini, polisi juga telah menetapkan enam orang sebagai tersangka. Yakni, Direktur Utama PT LIB Ahkmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, serta Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarman.
(dis/isn)