Kata Dokter soal Mata Merah Korban Tragedi Kanjuruhan

CNN Indonesia
Selasa, 11 Okt 2022 20:15 WIB
Sejumlah korban tragedi Kanjuruhan mengalami mata yang memerah. Kondisi tersebut diduga sebagai pendarahan subkonjungtiva yang bisa pulih dengan sendirinya.
Ilustrasi. Sejumlah korban tragedi Kanjuruhan mengalami mata yang memerah. (istockphoto/Urilux)
Jakarta, CNN Indonesia --

Belum lama ini, viral foto mata korban tragedi Kanjuruhan yang memerah dan tak kunjung hilang.

Dokter spesialis mata RS Mayapada Tangerang Novia Rahayu menduga kondisi tersebut sebagai bentuk dari pendarahan subkonjungtiva. Kondisi ini disebabkan oleh luka pada pembuluh darah yang menyebabkan darah merembes keluar.

Disebut subkonjungtiva karena perdarahan tersebut terjadi di konjungtiva atau selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Gangguan peradangan pada konjungtiva diketahui dapat menyebabkan bagian putih mata terlihat kemerahan atau berwarna merah muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sekadar iritasi atau peradangan mata biasa, umumnya warna mata lebih ke pink. Sedangkan kondisi ini merah menyala. Itu khas terjadinya perdarahan subkonjungtiva," jelas Novia pada saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (11/10).

Novia menegaskan bahwa gas air mata tidak secara langsung menyebabkan pendarahan subkonjungtiva. Proses kondisi ini dapat berawal dari kandungan iritan pada gas air mata yang membuat pembuluh darah pada mata melebar sehingga terjadi pendarahan.

"Apalagi dengan adanya zat iritan yang bikin mata terasa gatal, panas, berair sehingga dikucek-kucek. Bisa jadi trauma mekanis kucekan tangan dapat memicu terjadi rembesan darah keluar dari pembuluh darah subkonjungtiva," jelas Novia.

Tak hanya kucekan tangan, Novia juga menyebut bahwa dalam insiden kanjuruhan tersebut faktor-faktor seperti kerusuhan yang membuat para korban terhimpit, terinjak, dan emosi yang tinggi juga dapat menjadi pemicu perdarahan subkonjungtiva.

Namun demikian, Novia menjelaskan bahwa kondisi tersebut tak berbahaya dan dapat hilang dalam jangka waktu 1-2 pekan.

"Kondisi ini sebetulnya tidak berbahaya. Tidak akan membuat efek samping lain ke dalam struktur bola mata. Jadi, walaupun kelihatannya menakutkan, tapi tidak ada efek samping jangka panjang ke mata," imbuh Novia lebih lanjut.

Selama tidak ada keluhan nyeri hebat, penglihatan buram ataupun keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, lanjutnya, pada umumnya kondisi ini akan membaik secara perlahan.

"Pembuluh darah itu punya kemampuan untuk menguncup sendiri atau mengecilkan pembuluh darah, dan nanti darah yang sudah sempat rembes akan diserap sendiri dengan mata. Dia akan pelan-pelan kembali normal," pungkasnya.

(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER