Beberapa masalah di ranjang tampak mengerikan dan mengancam kehidupan perkawinan. Padahal masalah-masalah bercinta berikut tak perlu diambil pusing apalagi stres.
Masalah seputar seks bisa berasal dari alasan fisik atau psikologis. Sejumlah perubahan memang terjadi karena pertambahan usia. Ada pula permasalahan yang cukup diobrolkan dengan pasangan tanpa harus memerlukan obat-obatan.
"Ada banyak tau seputar performa seksual dan waktu. Misalnya, beberapa orang berpikir bahwa mereka tidak cukup secara seksual jika tindakan seksual yang sebenarnya berlangsung lima menit, tetapi ada penelitian yang menunjukkan bahwa seks memuaskan dapat dilakukan 3-7 menit," ujar Luis Herrera, spesialis bedah invasif, mengutip dari Your Tango.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tujuh persoalan soal bercinta yang tak perlu dibawa pusing.
Apa ada yang salah kalau bercinta 'hanya' tiga kali dalam seminggu? Saat terlalu banyak membandingkan diri dengan pasangan-pasangan lain, tentu muncul pemikiran bahwa ada yang salah dengan diri Anda.
Padahal apa yang cocok buat pasangan lain, belum tentu cocok untuk Anda dan pasangan. Tak perlu diambil pusing dan nikmati momen-momen berharga bersama pasangan.
Buat wanita, tidak bisa melubrikasi vagina bisa menimbulkan masalah. Padahal, lubrikasi vagina bisa dipengaruhi berbagai hal. Konsultan dan edukator seksual Celeste Holbrook memberikan contoh, obat-obatan, usia, periode menstruasi juga udara dalam ruangan.
"Jika Anda terangsang secara emosional tetapi Anda tidak memiliki efek fisik yang biasanya Anda dapatkan, ambil saja pelumas favorit Anda dan cobalah untuk tidak stres," kata Holbrook.
Sedang tidak ingin bercinta? Tak masalah. Anda atau pasangan yang tidak ingin bercinta secara spontan, belum tentu merupakan pertanda bahwa ada sesuatu yang salah.
Menghabiskan waktu berdua tak harus selalu soal seks. Ada sederet aktivitas 'seksi' yang bisa dilakukan bersama pasangan demi memupuk keintiman. Seperti dilansir dari Romper, Anda bisa memasak berdua, mandi bersama, bergandengan tangan, saling menyentuh saat tidur, memijat, tertawa, sexting atau makan bersama sambil sesekali saling menyuapi.
Biasanya penis sedikit bengkok atau melengkung ke kanan atau kiri saat ereksi. Sejauh tidak menimbulkan rasa sakit atau keluhan lain selama bercinta, hal ini tidak masalah.
Akan tetapi, jika kelengkungan ini menimbulkan rasa sakit dan sejumlah keluhan seputar bercinta, sebaiknya Anda periksa ke dokter. Seperti dilansir dari NHS, kemungkinan penis terkena penyakit Peyronie. Peyronie umum dialami pria berusia di atas 40 tahun meski bisa dialami pria dari berbagai usia.
Tanda-tanda Peyronie antara lain, penebalan atau timbul plak di area batang penis, lekukan pada penis saat ereksi, timbul nyeri saat ereksi, bentuk penis tidak biasa dan penurunan panjang atau ketebalan penis.
Salah satu masalah ranjang yang umum dan tidak perlu dikhawatirkan adalah tidak bisa orgasme. Persoalan ini umum terjadi pada wanita.
Rena McDaniel, seksolog klinis, menyebut SKYN Condoms Millennial Sex Survey menemukan setengah wanita berjuang untuk orgasme secara konsisten.
"Ini bisa karena banyak alasan termasuk stres, banyak pikiran, punya pasangan yang tidak tahu cara membawa Anda ke sana, kucing peliharaan menatap Anda dan lain-lain. Lepaskan tujuan seks untuk orgasme dan nikmati perjalanannya," kata McDaniel.
Saat penis mendadak loyo saat bercinta, sebenarnya Anda tak perlu panik. Menurut McDaniel, orang bisa kehilangan ereksi karena banyak alasan. Namun satu alasan yang ampuh bikin penis loyo adalah memikirkan soal kehilangan ereksi.
"Ini seperti makan es krim sambil berpikir, 'Apa saya bersenang-senang? Apakah saya suka ini? Apakah saya lebih suka es krim cokelat atau stroberi? Tapi bagaimana dengan taburan?' Makan saja es krimnya dan nikmati pengalamannya," kata dia.
(els/chs)