Waspada Buang Air Tak Terkontrol dan Cara Penanganannya

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2022 11:40 WIB
Inkontinesia urine atau mengompol bisa dialami bersamaan dengan buang air kecil (BAK)/besar baik siang atau malam hari karena sulit menahan.
Ilustrasi buang air kecil. (iStockphoto/patchanan promunat).
Jakarta, CNN Indonesia --

Inkontinesia urine atau mengompol merupakan keluarnya urine di luar kehendak seseorang. Kondisi ini tak hanya dialami anak, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Kondisi ini bisa dialami bersamaan dengan buang air kecil (BAK)/besar baik siang atau malam hari karena sulit menahan. Kondisi dikenal dengan kandung kemih overaktif (overaktive bladder/OAB).

Kondisi lainnya mengompol karena tekanan perut meningkat seperti batuk, bersin, tertawa, olahraga, dan mengangkat barang berat. Mengompol jenis ini karena tekanan atau inkontinesia urine tipe stres.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka OAB dan inkontinesia urine tipe stres meningkat seiring bertambahnya usia. OAB sendiri terjadi hampir sama pada laki-laki dan perempuan. Sedangkan inkontinesia urine tipe stres lebih banyak terjadi pada perempuan.

Ahli Urologi Mayapada Hospital Prof. dr. Harrina Erlianti Rahardjo, SpU (K), PhD, mengatakan, meskipun hanya setetes urine keluar di saat yang tidak diinginkan, tetap masuk kategori mengompol.

"Jadi bukan hanya kejadian keluar urine dalam jumlah banyak seperti saat kita masih kecil saja yang dikategorikan sebagai mengompol. Setetes saja sudah dikatakan mengompol atau inkontinensia urine bila keluar di saat yang tidak diinginkan," kata Prof. Harrina dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (19/10).

Menurut Prof Harrina, ada dua fase berkemih. Pertama fase pengisian yakni di mana kandung kemih diisi oleh urine yang dialirkan dari ginjal. Kedua, fase berkemih yakni saat seseorang mengeluarkan urine dari kandung kemih di kamar kecil.

"Mengompol adalah gangguan berkemih yang terjadi di fase pengisian. Seharusnya setelah usia di atas 5 tahun kita sudah bisa mengontrol BAK sehingga tidak terjadi mengompol. Pada kondisi tertentu, setelah usia 18 tahun atau dewasa bisa saja mengompol terjadi yang disebabkan berbagai hal. Contohnya saat tertawa dan batuk bisa keluar urine yang sudah digolongkan sebagai mengompol," ujar Prof. Harrina.

Penyebabnya gangguan berkemih jenis stres disebabkan pertambahan usia, menopause (estrogen menurun), riwayat melahirkan, yang memengaruhi kekuatan dasar panggul kita.

Melahirkan bayi secara normal dengan berat badan lahir bayi di atas tiga kilogram dan riwayat operasi angkat rahim dapat menjadi risiko mengompol, pada perempuan. Maka dari itu, disarankan untuk latihan otot dasar panggul sedini mungkin.

"Pada laki-laki operasi di daerah prostat merupakan faktor risiko," kata Prof. Harrina.

Kondisi obesitas (kegemukan), batuk-batuk lama, merokok, hingga sulit BAB juga dapat meningkatkan tekanan perut seseorang yang ditambah dengan kelemahan dinding dasar panggul menyebabkan mengompol.

Lalu penyebab mengompol jenis desakan (OAB) bisa karena pertambahan usia, hingga pola hidup dan pola makan. Misalnya kebiasaan minum berlebihan atau minum kafein. Atau bisa juga karena adanya penyakit penyerta seperti penyakit syaraf (stroke dan cedera tulang belakang).

"Obesitas, merokok, kebiasaan minum berlebihan, misalnya sehari minum 3-4 liter, akan menyebabkan seseorang menjadi beser bahkan sampai mengompol. Penyakit seperti diabetes, jantung, obat-obatan yang rutin dikonsumsi pasien juga dapat , membuat urine jadi banyak," katanya.

Diagnosis dan Tata Laksana

Pasien datang untuk berkonsultasi dan wawancara dengan dokter untuk mengetahui jenis mengompol apa yang dialami. Pasien juga diminta mencatat riwayat berkemih dalam catatan harian berkemih/bladder diary.

Terdapat pula kuesioner yang dapat diisi sendiri oleh pasien sehingga membantu menentukan jenis mengompol yang dialami.

"Maka kami lakukan wawancara/anamnesis dulu, untuk mengetahui jenis mengompol dan keluhan berkemih lainnya. Selain itu harus digali berbagai faktor risiko seperti kebiasaan dan gaya hidup sehari-hari, penyakit penyerta, riwayat obat-obatan, dan riwayat operasi," ungkapnya.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan, tanda vital, jantung/paru, ginjal, kandung kemih , pemeriksaan prostat pada laki-laki, saluran kemih dan kelamin perempuan, dinding dasar panggul serta pembengkakkan pada tungkai atau mata kaki.

Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan protein spesifik antigen (PSA) untuk prostat pada laki-laki, fungsi ginjal, elektrolit darah, gula darah, dan juga urinalisis untuk menyingkirkan sebab lain seperti infeksi saluran kemih, diabetes, gangguan fungsi ginjal, pembesaran prostat jinak atau ganas dan adanya darah dalam urine (hematuria).

"Pemeriksaan penunjang lainnya seperti laju pancaran urine (uroflowmetry), sisa urine pasca berkemih, pencitraan saluran kemih (USG, CT Scan, MRI), urodinamik dan uretrosistoskopi dapat dilakukan sesuai indikasi," ujarnya.

Selain mengubah pola makan lebih sehat dan , menurunkan berat badan, latihan kandung kemih dan otot dasar panggul juga diperlukan untuk pasien dengan keluhan mengompol.

Penyesuaian waktu konsumsi obat-obatan yang memperbanyak pengeluaran urine (misalnya: diuretik) dan meninggikan tungkai bawah setelah makan sampai waktu tidur dan menggunakan stoking kompresi untuk mengurangi bengkak di tungkai bawah dan mata kaki juga dapat mengurangi gejala beser atau mengompol di malam hari.

"Pemberian obat-obatan dan terapi operatif untuk mengompol dilakukan jika terapi awal seperti perubahan gaya hidup latihan kandung kemih dan otot dasar panggul belum memperbaiki gejala," ujarnya.

Tata Laksana di Mayapada Hospital

Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif dan multidisiplin untuk diagnosis tata laksana mengompol yang bersifat multifaktorial. Tata laksana bertahap dimulai dengan terapi konservatif sampai invasif tersedia dengan melibatkan berbagai spesialis seperti Urologi, Obstetri dan Ginekologi, Rehabilitasi Medik, Ilmu Penyakit Dalam dan Syaraf.

Untuk diagnosis gangguan berkemih dan mengompol yang lebih tepat di Mayapada Hospital tersedia teknologi urodinamik dan video urodinamik yang dapat mendeteksi jenis gangguan berkemih dan penyebabnya sehingga tata laksana mengompol dapat dirancang dengan tepat, ditunjang dengan keahlian dokter spesialis yang berpengalaman.

Cara Mencegah
1. Minum air putih 2 liter/8 gelas per hari. Perbanyak porsi minum di pagi dan siang hari dibandingkan malam hari.
2. Hindari minuman berkafein tinggi seperti kopi, teh, coklat dan soda.
3. Berolahraga dan konsumsi makanan sehat sehingga mencegah obesitas dan diabetes.
4. Latihan kandung kemih dan otot dasar panggul Penyesuaian waktu konsumsi obat yang memperbanyak jumlah urine seperti diuretik.
5. Apabila terdapat bengkak di tungkai, dapat meninggikan ekstremitas tungkai setelah makan sampai waktu tidur atau menggunakan stoking kompresi sebelum tidur.
6. Evaluasi dan terapi kondisi dasar yang menjadi faktor risiko atau penyebab mengompol.

Tahir Uro-nephrology Center dan Oncology Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif dalam penanganan keganasan prostat, ginjal, dan saluran kemih serta kanker lainnya, dengan peralatan terkini serta kolaborasi multi-spesialisasi dokter, mulai dari deteksi dini, diagnosis, terapi tindakan bedah, kemoterapi, imunoterapi dan radioterapi, hingga rehabilitasi medis saat proses penyembuhan.

Mayapada Hospital telah menggunakan Laparoskopi dengan teknologi terbaru yaitu 3-dimensi dengan ketajaman 4K (ultraHD). Ditunjang dengan keahlian dokter spesialis yang berpengalaman dan alat yang canggih, pasien diharapkan mendapatkan manfaat dan penanganan yang terbaik di Mayapada Hospital.

(osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER