Mengapa Ada Orang yang Mau Menyewa Pacar Bohongan?
Fenomena jasa sewa atau rental pacar kini jadi hal yang lumrah. Penyedia jasa kini mudah ditemui menawarkan kesiapannya menjadi 'pacar bohongan'.
Tarif yang dipatok pun beragam, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu. Jasa yang diberikan mulai dari mengirim foto hingga menemani berkencan atau bepergian.
Pertanyaan, kok ada orang yang mau menyewa pacar?
Psikolog klinis Maria Puspita mengatakan bahwa fenomena jasa sewa pacar sebenarnya bukan barang baru di dunia. Fenomena ini sebelumnya pernah eksis, namun umumnya terjadi di luar negeri.
Kenapa orang mau menyewa pacar?
Maria menyebutkan, terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang butuh menyewa orang lain untuk dianggapnya sebagai pacar. Berikut di antaranya.
1. Kesepian
Faktor pertama yang paling umum adalah kesepian. Kini, banyak orang memiliki relasi dan dukungan sosial yang tidak terlalu kuat hingga memunculkan rasa kesepian.
Perasaan kesepian inilah yang membuat mereka berusaha untuk mencari orang yang bisa diajak pergi atau sekadar mengobrol, termasuk di antaranya melalui jasa sewa pacar.
"Dasarnya adalah rasa kesepian sehingga orang yang menyewa jasa tersebut berusaha untuk menghilangkan rasa kesepiannya dengan menyewa sosok yang dibayar sebagai pacar," ucap Maria saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (31/10).
2. Tuntutan sosial
Faktor kedua adalah tuntutan sosial yang tinggi. Di zaman kiwari, banyak orang beranggapan bahwa orang yang memiliki pacar terlihat lebih baik dibandingkan mereka yang hidup menjomlo.
Tuntutan tersebut, ujar Maria, juga mengotak-ngotakkan usia tertentu di mana seseorang seharusnya sudah memiliki pacar maupun menikah.
Tekanan sosial itulah yang menjadi permasalahan dan mendesak keinginan untuk menyewa seseorang yang bisa mereka anggap sebagai pasangan.
"Orang-orang ini akan berupaya untuk terlihat agar mereka tidak merasa kecil karena anggapan orang lain di luar sana yang menganggap tidak punya pasangan itu adalah hal yang buruk," ucap Maria, lebih lanjut.
Dengan memiliki pacar bohongan, lanjut Maria, mereka terlihat bahagia di depan banyak orang. Secara individu, mereka terlihat lebih baik karena status 'in relationship' yang dimilikinya meski palsu.
"Di situ lah akhirnya timbul kebutuhan untuk ada penyewaan jasa pacar ini," tambah Maria.
Lihat Juga : |
3. Ingin pamer
Terdapat pula faktor 'flexing' di dalamnya. Dalam hal ini, pengguna jasa ingin memamerkan kemampuannya dalam memiliki pasangan.
"Adanya kebutuhan untuk terlihat 'baik', akhirnya dia menggunakan jasa tersebut supaya menunjukkan [bahwa] mereka juga punya pacar," ujar Maria.
Jangan dipandang sebagai aib
Menurut Maria, fenomena menggunakan jasa sewa pacar seperti ini tidak seharusnya dipandang sebagai aib. Pasalnya, ada isu-isu kompleks di balik keinginan untuk menggunakan jasa ini.
Pengguna jasa juga tak patut untuk dihakimi. Menurut Maria, menyewa pacar bohongan hanya jadi salah satu upaya individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan sosial yang kini makin bikin repot.
"Kita perlu melihat bahwa adanya tuntutan sosial ini lah yang berdampak bagi masyarakat. Bagaimana stigma-stigma dan pandangan yang akhirnya menimbulkan tekanan yang berdampak pada pemikiran, kondisi emosi mereka, dan akhirnya berupaya untuk bertindak menghadapi tuntutan tersebut," jelas Maria.
Alih-alih menghakimi, Maria justru mengimbau masyarakat untuk menganggap bahwa menyewa pacar bohongan adalah sebuah pilihan yang boleh dipilih oleh setiap individu.
"Sehingga kita juga bisa menghargai [bahwa] itu [menyewa pacar] adalah keputusan mereka. Keputusan yang mereka ambil dari permasalahan, tekanan, atau kondisi yang mereka hadapi," pungkasnya.
(del/asr)