Hiponatremia atau natrium rendah dalam darah dapat menyebabkan pembengkakan otak. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidakmampuan berbicara, disorientasi, ketidakstabilan berjalan, psikosis, dan bahkan kematian.
Overhidrasi dapat menyebabkan gagal jantung pada orang yang menjalani dialisis. Jantung melakukan fungsi vital memompa darah ke seluruh tubuh. Saat mengonsumsi terlalu banyak air, hal itu dapat meningkatkan volume darah di dalam tubuh.
Peningkatan volume darah memberikan tekanan yang tidak perlu pada pembuluh darah dan jantung. Kadang-kadang, kondisi ini juga dapat menyebabkan kejang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Overhidrasi dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal akut. Asupan air yang tinggi juga menurunkan kadar plasma arginine vasopressin, yang membantu memelihara fungsi ginjal.
Mengonsumsi terlalu banyak air dapat menekan ginjal untuk berfungsi secara konstan. Ginjal dapat menyaring sekitar satu liter cairan per jam dari tubuh. Di luar itu, ginjal perlu bekerja ekstra keras untuk mempertahankan homeostasis.
Terkadang, overhidrasi tak hanya disebabkan oleh terlalu banyak minum air, tetapi juga terlalu banyak asupan zat besi yang ada di dalam air.
Kelebihan zat besi tidak sepenuhnya merugikan. Tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, hal itu dapat menyebabkan masalah terkait hati. Orang dengan sirosis hati rentan mengalami hiponatremia.
Klorin digunakan untuk mendesinfeksi air minum. Dengan begitu, terlalu banyak minum air memungkinkan Anda mengalami overdosis klorin.
Saat kondisi ini terjadi, Anda berisiko terkena kanker kandung kemih dan kolorektal.
Kerusakan otak dan organ viseral yang dialami tubuh akibat keracunan air dapat menyebabkan koma hingga kematian, dalam beberapa kasus.
Oleh karena itu, jangan minum terlalu banyak air sekaligus dalam waktu singkat.
Umumnya, orang dewasa disarankan untuk mendapatkan asupan cairan 2 liter per hari. Tak perlu diminum sekaligus, tapi minum perlahan untuk menjaga organ tubuh tetap berjalan stabil.
(del/asr)