Urusan kebersihan dan kerapihan area intim tak hanya jadi urusan kaum Hawa. Pria pun perlu merawat area intimnya.
Namun, yang jadi pertanyaan, apakah pria perlu mencukur bulu kemaluan seperti wanita?
Sebelum beranjak pada perlu atau tidaknya mencukur bulu, pria perlu tahu bahwa ada sebagian wanita yang melihat rambut di sekitar penis bisa menambah sensasi selama bercinta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, ada juga beberapa wanita yang menganggap bulu-bulu ini mengganggu. Apalagi jika bulu terlalu lebat.
Ada temuan-temuan dari studi yang cukup menarik dan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan mencukur bulu kemaluan bagi pria.
Studi pada 2013 oleh University of California San Diego menemukan ada peningkatan 5 kali lipat kunjungan ke IGD terkait kecelakaan saat mencukur bulu di area selangkangan antara 2002-2010.
Cederanya beragam. Sebanyak 83 persen cedera penis akibat pisau cukur, 22 persen pendarahan skrotum atau buah zakar akibat penggunaan gunting, dan lilin untuk waxing menyumbang 2 persen cedera. Cedera di area intim bisa membawa dampak fatal, terlebih yang terjadi di area skrotum.
Brian Steixner, direktur Institute of Men's Health di Jersey Urology Group, menjelaskan bahwa kulit skrotum sangat unik karena memiliki celah. Area ini mampu menjebak begitu banyak bakteri. Luka sekecil apa pun, termasuk akibat mencukur, membuat bakteri masuk lalu memicu selulitis, abses, dan kondisi yang sangat jarang, yang disebut fournier's gangrene.
"Saya menemukannya tiap tiga bulan sekali. Dan itu bukan lelucon. Saya telah melihat orang mati karena ini," kata Steixner seperti dilaporkan Men's Health.
Selain soal risiko cedera, dilaporkan The Standard, ada juga efek samping lain dari aktivitas mencukur bulu pria, seperti berikut.
![]() |
Bulu yang dicukur akan tumbuh kembali dan memicu rasa gatal saat panjangnya belum seberapa. Rasa gatal ini bisa sangat parah, apalagi area intim memang sensitif.
Mencukur juga akan memengaruhi pelepasan feromon. Bulu kemaluan berkaitan erat dengan feromon atau bahan kimia yang memicu reaksi seksual alami dari lawan jenis. Pelepasan feromon hanya terjadi saat ada keringat yang mana muncul saat ada bulu kemaluan.
Bagaimana pun, keputusan untuk mencukur bulu kemaluan pria ada di tangan Anda. Jika tetap ingin bercukur, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Mencukur sangat umum dilakukan sebab mudah dan minim rasa sakit. Sebaiknya, cukur di area yang memang ada bulu untuk meminimalisir iritasi. Cukur sembari sedikit menarik kulit agar kencang dan menghindari sayatan pada kulit.
Anda harus menggunakan pisau cukur yang bersih dan gunakan krim cukur, gel atau pelembap untuk menghindari iritasi.
Waxing dan threading disarankan dilakukan di tempat khusus, di mana ada staf yang akan menarik dan merapikan bulu-bulu di area intim. Hasil waxing dan threading biasanya lebih tahan lama dan tidak menimbulkan rasa gatal seperti mencukur.
Seperti dikutip dari Healthline, pilih jasa waxing dan threading yang menggunakan metode aman. Perhatikan testimoni pelanggan atau rating-nya.
Tidak ingin mengenyahkan bulu kemaluan? Tak masalah.
Sebenarnya bulu kemaluan tidak seperti rambut di kepala. Mereka tidak akan jadi luar biasa panjang jika dibiarkan.
Jika ingin situasi yang lebih rapi, cukup trimming atau potong sedikit ujungnya. Jangan potong bulu terlalu dekat dengan kulit.
Selain itu, jangan lupa juga untuk membersihkan gunting terlebih dahulu sebelum melakukan trimming.
Demikian hal-hal yang perlu diketahui soal mencukur bulu kemaluan pria. Anda disarankan untuk mempertimbangkan hal-hal di atas.
(els/asr)