Diajukan ke UNESCO, Beda Kebaya Indonesia dan 4 Negara ASEAN

tim | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2022 11:15 WIB
Sebanyak empat negara ASEAN yakni Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand akan mengajukan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Foto: Istockphoto/ electravk

Kebaya Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand

Keberadaan kebaya di negara-negara ASEAN selain Indonesia bukan hal aneh. Hal ini sehubungan dengan aktivitas perdagangan di masa lampau. Kebaya menemukan 'warnanya' sendiri sesuai di mana dia berada.

"Karena perdagangan, dari bangsa yang sama, menyebar dan tumbuh berkembang dengan alamnya masing-masing," kata Suciati.

Jika di Indonesia menggunakan dua tekstur material, look kebaya di Malaysia menggunakan satu tekstur. Artinya, material untuk atasan dan bawahan sama. Bentuk atasannya pun serupa tunik tanpa bukaan depan atau disebut baju kurung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana dengan Singapura? Anda dapat mengenali kebaya Singapura dari seragam pramugari Singapore Airlines. Seperti dilansir dari Independent Singapore, kru pesawat sudah mengenakan seragam dengan siluet kebaya sarung sejak 1972. Bentuknya sedikit berbeda dengan kebaya Indonesia di mana area dada lebih terlihat dan tampaknya tidak memiliki bukaan depan meski seperti ada aksen garis di tengah.

Berbeda lagi dengan kebaya di Thailand. Pakaian tradisional Thailand banyak mengingatkan akan siluet kebaya. Seperti dilansir dari Holidify, perempuan Thailand punya beberapa jenis baju tradisional.



Ruean Ton merupakan look dengan atasan berupa blus tanpa kerah dan berkancing depan. Blus dipadukan dengan bawahan kain atau rok panjang polos atau terdapat bordir motif lokal.

Ada pula Boromphiman yang dikenakan untuk acara formal dan semi formal di malam hari. Atasan berupa blus tanpa kancing dan bentuk kerah bulat mirip kerah Shanghai. Sementara bawahannya berupa kain sarung dengan detail lipatan di depan.

Look busana perempuan yang mungkin paling mendekati kebaya adalah Chitlada. Chitlada biasa dikenakan dalam acara formal atau resmi. Chitlada terdiri dari atasan berupa blus dengan lima kancing depan dan bawahan berupa Sinh (sarung).

Kebaya pun ada di Brunei Darussalam. Berdasar studi yang diterbitkan di Paramita: Historical Studies Journal (2022), kebaya perempuan Brunei Darussalam banyak dipengaruhi Malaysia.

Studi menyelidiki gaya busana perempuan Brunei Darussalam era 1960-an, 1970-an dan 1980-an dengan menganalisis foto-foto perempuan Brunei Darussalam yang dimuat di surat kabar nasional Pelita Brunei (1960-an hingga 1980-an). Selain kebaya, para perempuan Brunei ini juga mengenakan baju kurung.

Meski banyak kemiripan dengan kebaya di Malaysia, kebaya di Brunei Darussalam disebut memiliki potongan lebih longgar dan cenderung mengarah pada siluet blus dengan lengan lebih 'berisi' dan longgar.

Peneliti menemukan perempuan dengan kebaya mulai jarang terlihat di surat kabar era 1980-an. Mereka menduga hal ini terjadi karena popularitas baju kurung sebagai busana nasional.

(els/chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER