Kasus Semitisme Kanye West membuat Adidas akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerjasama mereka.
Meski demikian kasusnya masih belum selesai. Pada Kamis, Adidas mengatakan telah meminta penyelidikan atas tuduhan perilaku yang tidak pantas oleh Kanye West.
Adidas mengatakan pihaknya memulai penyelidikan setelah menerima surat anonim yang membuat beberapa tuduhan terhadap musisi, yang sekarang dipanggil Ye.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Reuters, investigasi mengikuti laporan majalah Rolling Stone yang merinci dugaan insiden perilaku tidak pantas oleh Ye terhadap staf dan calon karyawan. Rolling Stone mengutip wawancara dengan lebih dari 12 orang mantan staf Yeezy dan Adidas.
Menurut majalah tersebut, mantan anggota tim mengirim surat kaleng ke Adidas di mana mereka mengatakan para pemimpin senior di perusahaan mengetahui perilaku Ye, tetapi telah "menutup mata" dan "mematikan kompas moral mereka."
"Saat ini tidak jelas apakah tuduhan yang dibuat dalam surat kaleng itu benar," kata juru bicara Adidas dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
"Namun, kami menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius dan telah mengambil keputusan untuk segera meluncurkan penyelidikan independen atas masalah tersebut untuk mengatasi tuduhan tersebut."
Ye tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Berita penyelidikan pertama kali dilaporkan oleh Financial Times pada hari Kamis.
Union Investment, yang memiliki 0,76% saham di Adidas, menulis kepada perusahaan tersebut untuk meminta informasi lebih lanjut tentang klaim tersebut.
"Adidas perlu mengungkapkan kapan manajemen dan dewan pengawas pertama kali diberitahu tentang tuduhan internal," kata Janne Werning, kepala ESG Capital Markets & Stewardship di Union Investment, dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Ye telah menimbulkan kontroversi dalam beberapa bulan terakhir dengan secara terbuka mengakhiri ikatan perusahaan besar dan membuat ledakan di media sosial terhadap selebriti lainnya. Akun Twitter dan Instagram-nya dibatasi, dengan platform media sosial menghapus beberapa postingannya yang dikecam pengguna sebagai antisemit.
(chs)