Apa rasanya Natal tanpa pohon cemara. Tak dimungkiri, pohon cemara memang identik dengan pohon Natal yang berkelap-kelip. Tapi, mengapa Natal identik dengan pohon cemara?
Pohon Natal hampir pasti ada di rumah atau di tempat rekreasi sebagai salah satu hiasan Natal. Pohon-pohon ini akan bermunculan setiap Desember datang.
Pohon yang terbuat dari pohon cemara ini akan dihias dengan berbagai pernak-pernik khas Natal. Ukurannya pun bermacam-macam, ada yang sangat kecil tapi tidak sedikit juga yang berukuran sangat besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa pohon Natal identik dengan pohon cemara?
Melansir Britanica, alasan pohon cemara erat kaitannya dengan tradisi Natal adalah karena pohon ini dianggap suci. Di masa lalu, pohon memang kerap digunakan dalam ritual dan hiasan.
Dikatakan bahwa di Jerman sekitar tahun 723, misionaris Inggris St. Bonifasius bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang mempersiapkan pengorbanan di pohon ek. Mereka memberi pengorbanan yang didedikasikan untuk dewa Thor (Donar).
Melihat hal ini, Boniface kemudian mengayunkan kapak ke pohon itu. Hal yang tak diduga, pohon cemara justru tumbuh di lokasi pohon ek yang tumbang. Pohon ini kemudian dianggap sebagai pohon suci.
Terlepas dari kebenaran dongeng tersebut, pohon cemara telah menjadi bagian dari ritus Kristen di Jerman. Bahkan pada Abad Pertengahan pohon cemara yang dikenal dengan sebutan "pohon surga" mulai bermunculan di sana.
Pohon cemara memang dimaksudkan untuk mewakili Taman Eden. Pohon cemara ini digantung dengan apel dan dipajang di rumah-rumah setiap 24 Desember Bertepatan dengan hari raya keagamaan Adam dan Hawa.
Cerita lainnya menyebut bahwa pohon cemara yang selalu berdaun hijau kerap digunakan dalam festival musim dingin. Menukil laman Michigan State University, umat Kristiani menggunakan pohon cemara sebagai tanda kehidupan abadi bersama Tuhan.
Pohon Natal juga dianggap sebagai simbol kelahiran dan kebangkitan Yesus Kristus. Cabang dan semak pohon dipandang sebagai lambang keabadian dan dikatakan melambangkan mahkota duri yang dikenakan oleh Kristus di kayu salib.
Selain itu melansir Flower Aura, setiap hiasan yang digunakan untuk menghiasi pohon natal dipercaya memiliki makna tersendiri. Secara spiritual, kualitas manusia juga dikatakan sebagai perhiasan. Misalnya, kedamaian, cinta, kebaikan, kegembiraan, kebaikan, kesetiaan, hingga kelembutan.
Makna spiritual pohon Natal ini diikuti oleh semua orang Kristen. Itulah sebabnya mereka sangat mementingkan dan bekerja keras dalam mendekorasi pohon Natal. Menghias pohon memberi waktu yang berharga, semua anggota keluarga berkumpul untuk menghiasi pohon dengan berbagai ornamen.
Itulah alasan, mengapa pohon Natal identik dengan pohon cemara.
(tst/chs)