Jakarta, CNN Indonesia --
Hari ini masuk Minggu Adven 4. Setelah ada kesempatan 'break' di Minggu Adven 3, hari ini umat diingatkan kembali ke masa pertobatan dan prihatin.
Lewat bacaan dari Kitab Yesaya dan bacaan Injil dari Matius, Allah menunjukkan bahwa ia berkolaborasi dengan manusia untuk mewujudkan karya keselamatannya.
Renungan Minggu Adven 4 pun ingin menyegarkan kembali ingatan Anda bahwa seperti halnya Maria dan Yusuf, Anda pun juga orang pilihan Allah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan I
Yesaya 7: 10-14
Beginilah firman Tuhan Allah kepada Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."
Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Injil
Matius 1: 18-24
Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi, dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab Anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan Anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
Hal itu terjadi supaya genaplah firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita." Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Minggu Adven 4, 18 Desember 2022
Allah ingin menghadirkan keselamatan bagi manusia melalui proses yang indah. Dia menunjuk orang-orang terpilih untuk berkolaborasi menghadirkan Sang Juru Selamat. Kalau dipikir-pikir, bukankah Allah bisa saja menurunkan satu sosok dari langit dengan kekuatan super?
Ternyata tidak. Allah ingin melibatkan manusia. Pun orang-orang yang terlibat bukan orang asal nemu atau berdasarkan 'mood'. Mereka, Maria dan Yusuf adalah orang-orang terpilih untuk mengemban tugas ini.
Perhatian orang kerap tersedot pada Maria yang pasrah akan karya Allah dalam hidupnya. Padahal Yusuf tak kalah menarik perhatian. Dia tahu calon tunangannya hamil tetapi masih berbaik hati mempertimbangkan untuk menceraikannya diam-diam. Hal itu semata-mata dilakukan agar Maria tidak menanggung malu seumur hidup.
Niat yang dibangun matang ini pun urung diwujudkan 'hanya' karena mimpi. Yusuf memilih taat akan perintah Allah. Padahal, sekali lagi, ia bisa menolak.
Kisah ini sesungguhnya ingin menunjukkan bahwa Allah tidak sembarangan memilih kolaboratornya. Terbukti keduanya bisa menjalankan misi meski harus melalui aneka tantangan iman.
Anda pun, seperti Maria dan Yusuf, juga dipilih Allah untuk mengerjakan karya keselamatan, menjalankan misi sesuai dengan profesi atau apa pun yang Anda geluti.
Perjalannya memang tidak mudah. Yusuf pun sempat sampai pada keraguan dan niat meninggalkan Maria. Namun ia menyikapi keraguannya tanpa berbicara atau menyebar cerita soal Maria.
Jika Yusuf hidup di masa sekarang, dia tidak 'spill' cerita di media sosial atau membuat utas (thread) akan hal 'ajaib' yang dialami.
Orang-orang terpilih menyikapi tantangan dengan cara berbeda. Mereka mengandalkan Allah. Demikian pula yang Yusuf, ia mendengarkan petunjuk Allah lewat mimpi.
Allah sebenarnya menyapa dan memberikan petunjuk pada manusia dengan berbagai macam cara. Apa Anda menyadarinya?