Sebagai sumber kehidupan, air dibutuhkan oleh hampir semua mahkluk hidup di bumi. Tapi tidak semua air memiliki kualitas yang baik dan layak dikonsumsi.
Air dengan kualitas buruk biasanya tercemar berbagai bakteri. Bukan hanya itu, limbah pabrik yang berbahaya untuk kesehatan juga bisa muncul dalam air dengan kualitas buruk.
Water specialist sekaligus pengajar Fakultas Teknik Lingkungan & Sipil ITB, Rofiq Iqbal mengatakan, air dengan kualitas buruk juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Daerah padat penduduk dan industri hampir hampir pasti memiliki air dengan kualitas yang buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jakarta, Bandung, Surabaya betul [kualitas airnya buruk]," kata Rofiq dalam acara Media Gathering In-Home Experience with Coway di Bale Nusa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Faktanya, cemaran air tanah di daerah padat penduduk dan industri akan ditemukan tinggi. Pada kawasan industri, biasanya limbah-limbah dari pabrik dibuang cuma-cuma tanpa diolah. Hal ini akan membuat air, baik dari sungai maupun tanah, jadi tercemar.
Sementara pada wilayah padat penduduk, kualitas air menjadi buruk karena septic tank atau saluran pembuangan tidak diatur dengan benar. Kemungkinan saluran pembuangan antar-rumah hanya berjarak beberapa meter saja.
"Kan, idealnya septic tank itu minimal 10 meter jarak ke sumur. Kalau rumah padat pasti tidak sampai 10 meter," kata dia.
Akibatnya, air sumur atau air tanah akan tercemar bakteri yang berasal dari tinja dan kotoran lainnya. Oleh karena itu, menurut Rofiq, sangat disarankan bagi warga perkotaan untuk menggunakan air PDAM, alih-alih air tanah.
"Aman-aman saja asal tidak pakai air tanah. Karena sudah pasti di daerah perkotaan airnya tercemar," kata dia.