Momentum Tahun Baru Imlek biasanya dihabiskan untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Saat berkumpul bersama, keluarga Tionghoa sudah menyiapkan aneka hidangan khas Imlek untuk disantap bersama.
Masyarakat Tionghoa yang memeluk agama Konghucu biasanya melakukan sembahyang leluhur di klenteng jelang Imlek dan Cap Go Meh. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati serta mendoakan arwah para leluhur.
Sembahyang leluhur juga bisa dilakukan di rumah tepat sebelum perayaan Imlek dengan menyajikan persembahan makanan serta menyalakan dupa dan lilin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warna merah seakan lekat menjadi ciri khas perayaan imlek. Saat Imlek tiba, semua hal mulai dari dekorasi, amplop angpao, hingga pakaian menggunakan warna merah.
Bagi masyarakat Tionghoa, warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kekuatan. Selain itu, terdapat legenda yang mendalam seputar warna merah. Disebutkan, ribuan tahun lalu monster bernama Nian menyerang penduduk desa pada hari pertama setiap tahun baru.
Monster tersebut, menurut legenda, takut dengan suara keras dan warna merah. Itulah alasannya, warna merah dipakai oleh masyarakat Tiongkok sebagai warna pakaian dan dekorasi untuk mengusir hal jahat.
Bersih-bersih rumah menjadi hal yang wajib dilakukan, setidaknya satu hari sebelum Imlek. Bukan tanpa alasan, kebiasaan ini dipercaya dapat membuang segala keburukan dan nasib buruk dari rumah selama satu tahun terakhir.
Akan tetapi, beberes dan bersih-bersih seperti menyapu justru pantang dilakukan selama Imlek. Hal ini dikarenakan maknanya justru dapat membuang rezeki yang hendak datang ke penghuni rumah.
Shiomerupakan simbol binatang dalam astrologi Tionghoa.Shiomemiliki dua belas hewan yang mewakili tahun, bulan, dan jam tertentu di mana setiapshiomemiliki karakter dan elemennya masing-masing.
Prediksi kehidupan shio memberi gambaran tentang percintaan, karier, kesehatan, dan keuangan di tahun berjalan. Prediksi atau ramalan shio kerap dijadikan sebagai acuan oleh masyarakat Tionghoa dalam menjalani kehidupan di tahun tersebut.
Pasalnya, kembang api tidak hanya menerangi langit saat malam perayaan Imlek, tetapi bunyi dentumannya yang keras dipercaya dapat menakuti roh jahat.
Tak hanya di Indonesia, masyarakat di China bahkan menyalakan kembang api selama 15 hari pertama perayaan Tahun Baru Imlek.
Kembang api sendiri pertama kali ditemukan bangsa China sekitar abad ke-7 kalender Masehi. Saat itu, kembang api digunakan untuk mengusir roh jahat. Hal sama dilakukan pada Tahun Baru China hingga menjadikannya identik pada perayaan tahun baru.
Itulah sejumlah tradisi Imlek di Indonesia yang kerap dilakukan masyarakat Tionghoa setiap perayaan Tahun Baru China.
(chs/chs)