'Trauma' Anak Meninggal Karena Flu, Keluarga AS Vaksin Flu Tiap Tahun

CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2023 10:00 WIB
Keluarga asal Virginia, Amerika Serikat (AS) harus disuntik vaksin influenza setiap tahun lantaran 'trauma' setelah salah satu anaknya meninggal karena flu.
Keluarga asal Virginia, Amerika Serikat (AS) harus disuntik vaksin influenza setiap tahun lantaran 'trauma' setelah salah satu anaknya meninggal karena flu.(iStockphoto/FamVeld)
Jakarta, CNN Indonesia --

Keluarga asal Virginia, Amerika Serikat (AS) harus disuntik vaksin influenza setiap tahun lantaran 'trauma' setelah salah satu anaknya meninggal karena flu.

Pada bulan Oktober, Jessica Richman, ibu dari keluarga tersebut, menyaksikan putrinya yang berusia 3 tahun, Layla, menjadi sangat lesu, mengalami demam tinggi dan mulai sesak napas. Hal tersebut mengingatkannya akan kondisi Cayden yang meninggal karena flu pada Desember 2014.

Cayden diketahui memiliki usia yang sama dengan Layla. Sang ibu juga menyebut bahwa Layla mengalami gejala yang persis sama dengan apa yang dialami Cayden sebelum meninggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika gejala Layla dimulai pada akhir Oktober, Richman membawanya ke klinik perawatan darurat setempat.

"Detak jantungnya meningkat. Demamnya sangat tinggi. [Layla] harus menetap di sana hampir sepanjang sore untuk diamati," kata Richman, melansir CNN.

"Saya menjelaskan kepada dokter yang ada di sana bahwa saya pernah kehilangan seorang anak perempuan berusia 3 tahun karena flu, jadi ini sangat menakutkan bagi saya."

Tim medis mendiagnosis Layla dengan influenza dan memberinya Motrin untuk demamnya dan antivirus Tamiflu untuk mengobati infeksinya.

"Dia merasa lebih baik dengan cukup cepat, dalam waktu 24 jam," ucap Richman.

Richman mengatakan, pengalamannya kali ini sangat berbeda dengan tahun 2014 ketika ia kehilangan Cayden. Salah satu perbedaannya adalah, Cayden belum divaksin pada tahun 2014. Sementar Layla sudah mendapatkan vaksinnya pada bulan September.

"Saya benar-benar berpikir bahwa vaksin memainkan peran besar," kata Richman, yang menjabat sebagai sekretaris organisasi nirlaba Families Fighting Flu.

Meskipun Layla terinfeksi virus flu beberapa minggu setelah vaksinasi, dia pulih dengan cepat karena telah divaksin. Richman menambahkan bahwa tidak ada anggota keluarga lain, termasuk suaminya, Matt, dan putra mereka yang berusia 6 tahun, Parker yang tertular flu dari Layla.

Pasalnya, setelah Cayden meninggal, Richman dan seluruh keluarganya mendapatkan suntikan vaksin influenza bersama setiap tahun untuk mengenang Cayden.

Richman juga menceritakan bahwa saat Cayden meninggal, ia dan suaminya sempat tidak mengetahui bahwa influenza adalah penyebab kematiannya.

"Baru setelah kami menerima otopsi, saya mengerti dengan jelas bahwa influenza menyebabkan paru-parunya dipenuhi lendir sampai dia tidak bisa bernapas lagi," kata Richman.

Sebelum kematian tragis Cayden, ibunya tidak menyadari bahwa flu bisa berakibat fatal.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memperkirakan bahwa setidaknya 16 ribu orang telah meninggal karena influenza, di mana diantara 79 kematian terjadi pada anak-anak.

Aktivitas flu musiman terus menjadi sangat lazim di seluruh AS. Namun, kasusnya telah menurun di sebagian besar wilayah dalam beberapa minggu terakhir.

Kendati demikian, pejabat kesehatan masyarakat tetap mendorong warga untuk mendapatkan vaksin influenza tahunan sebagai cara terbaik untuk melindungi diri dari virus tersebut.

Kenapa influenza bisa mematikan?

Dokter spesialis penyakit menular Tara Vijayan mengatakan, gejala flu yang paling umum adalah demam, nyeri tubuh, dan menggigil.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang dikenal sebagai pneumonia atau langsung menginfeksi sel jantung dan sel otak, menyebabkan peradangan pada organ tersebut.

Dia menambahkan bahwa peradangan dapat menyebabkan sel-sel tubuh mati.

"Namun yang lebih umum, jika flu akan menyebabkan penyakit parah itu karena [flu] mengganggu lapisan saluran pernapasan sehingga paru-paru menjadi lebih rentan terhadap pneumonia bakteri lainnya," kata Vijayan.

"Umumnya, mereka yang tidak divaksinasi dan memiliki banyak masalah medis atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah berada pada risiko tertinggi, tetapi kami telah melihat kematian pada orang muda yang sehat."

Dia menambahkan bahwa orang yang berusia lebih tua atau yang sedang hamil juga berisiko tinggi mengalami komplikasi.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Ali Khan, mengobati pasien dengan flu parah adalah pengalaman yang sering dialaminya namun paling sulit.

"[Kondisi] ini adalah infeksi yang sangat sulit untuk diamati sebagai seorang dokter," kata Khan.

Ia menambahkan bahwa infeksi virus influenza dapat mematikan ketika seseorang terkena infeksi bakteri seperti pneumonia atau mengembangkan sepsis parah.

"Kami mendapatkan orang-orang yang datang ke rumah sakit dengan kejang atau ensefalitis yang disebabkan oleh flu. [Ada juga] orang-orang yang datang dengan cedera dan kerusakan otot yang signifikan, seperti yang Anda dapatkan saat Anda mengalami dehidrasi dan terlalu lelah," katanya.

Khan menambahkan, belum terlambat untuk mendapatkan suntikan flu musim ini jika seseorang belum mendapatkannya.

(chs/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER