Kendati madu dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan, jika tidak dipasteurisasi, pemanis ini dapat mengandung alkaloid beracun yang dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, dan muntah.
Madu juga bisa mengandung grayanotoxins, yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian. Madu juga rentan terhadap kontaminasi logam berat dari arsenik, merkuri, kadmium, dan timbal.
Madu juga tidak direkomendasikan untuk diminum oleh bayi karena mengandung bakteri yang disebutclostridium botulinumyang dapat membuat racun di usus bayi, menyebabkan penyakit langka namun mematikan yang disebut botulisme pada bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dimasak dengan benar, ikan buntal atau yang disebut dengan fugu di restoran Jepang, dianggap sebagai salah satu hidangan lezat. Namun jika tidak dimasak dengan benar, ikan buntal bisa jadi beracun.
Di Jepang, koki harus mengikuti ujian tertulis dan praktik nasional hanya untuk bisa memasak ikan buntal. Restoran di sana juga cenderung meminta surat pernyataan untuk ditandatangani sebelum Anda memakan hidangan ikan buntal.
Hal ini dikarenakan organ dan hati ikan buntal mengandung racun mematikan yang disebut tetrodotoxin. Racun ini digambarkan sebagai racun yang 275 kali lebih mematikan daripada sianida, dan tidak ada penawarnya.
Meskipun kecambah atau taoge memiliki reputasi sebagai makanan kesehatan bergizi yang kaya serat, vitamin, dan mineral, serta rendah sodium, lemak, dan kalori, sayuran muda ini berpotensi menjadi racun jika tidak dicuci bersih sebelum dimakan.
Kecambah telah mengalami sejumlah wabah kontaminasi selama bertahun-tahun. Kondisi hangat dan lembap yang dibutuhkan agar kecambah bisa tumbuh juga ideal untuk pertumbuhan kuman.
Makan kecambah mentah atau dimasak ringan dapat menyebabkan keracunan makanan dari salmonella, E. coli, atau listeria. Memasak kecambah secara menyeluruh bisa membunuh kuman berbahaya dan mengurangi kemungkinan keracunan makanan.
(del/chs)