Sebuah studi terbaru menemukan komplikasi saat kehamilan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita. Risiko tersebut akan mulai terasa pada 10 tahun setelah proses persalinan.
Studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal (BMJ) ini menganalisis lebih dari 2 juta wanita di Swedia tanpa riwayat penyakit jantung yang melahirkan satu bayi selama periode 1973-2015.
Sekitar 30 persen wanita mengalami komplikasi yang merugikan selama kehamilan. Mereka memperlihatkan adanya peningkatan risiko penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diabetes gestasional ditemukan meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 54 persen. Sementara preeklampsia meningkatkan risiko hingga 30 persen. Sementara gangguan tekanan darah tinggi lainnya selama kehamilan dapat menggandakan risikonya.
Tak cuma itu, melahirkan secara prematur (sebelum 37 pekan) juga ditemukan meningkatkan risiko hingga 72 persen. Melahirkan bayi dengan berat lahir rendah bisa meningkatkan risiko hingga 10 persen.
"Hasil penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi wanita berisiko tinggi lebih awal dan memungkinkan intervensi tepat untuk mencegah berkembangnya penyakit jantung," ujar salah satu penulis studi Casey Crump, melansir CNN.
Penelitian ini disebut menambah bukti bahwa kehamilan memberikan informasi penting tentang risiko kesehatan kardiovaskular seorang wanita.
Namun demikian, penelitian tak dapat mengetahui hubungan sebab-akibat antara komplikasi saat kehamilan dan penyakit jantung.
Hanya saja, para ahli sepakat bahwa kehamilan 'merugikan' atau yang dengan komplikasi dapat mengakibatkan perubahan pada pembuluh darah. Hal itu bisa saja meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada wanita.
"Apa yang terjadi pada seorang wanita selama kehamilan hampir seperti tes stres atau penanda risiko kardiovaskular di masa depan setelah kehamilan. Dan sayangnya, banyak wanita tidak diberitahu hal ini oleh siapa pun," kata ahli kardiologi Profesor Tara Narula, yang tak terlibat dalam penelitian ini.
![]() |
Sekitar 1 dari 3 wanita disebut akan mengalami kehamilan 'merugikan' atau yang dibarengi dengan komplikasi. Meningkatkan kesehatan sebelum hamil dapat membantu Anda untuk menghindari masalah ini.
"Anda harus dimulai dengan prakonsepsi, sehingga menjadikan tubuh Anda dan diri Anda sendiri dalam keadaan paling sehat bahkan sebelum Anda hamil," kata Narula.
Misalnya saja, mempertahankan berat badan yang sehat dan pola makan yang baik. Jangan lupa juga untuk berolahraga secara teratur.
Mengendalikan tekanan darah dan gula darah juga sama baiknya untuk mempersiapkan kehamilan yang aman. Anda juga disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari stres berlebih.
Selain itu, Anda juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan pasca-persalinan setidaknya 6-8 minggu setelah melahirkan.
(del/asr)