Kapan Harus ke Dokter saat Susah Mendapatkan Momongan?

CNN Indonesia
Sabtu, 04 Feb 2023 15:10 WIB
Beberapa pasangan kesulitan mendapatkan momongan. Pertanyaannya, kapan harus memeriksakan diri ke dokter saat sulit punya anak? Ilustrasi. Pasangan suami istri tak perlu buru-buru untuk memeriksakan tingkat kesuburan ke dokter. (iStockphoto/:chee gin tan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Memiliki momongan mungkin jadi impian hampir semua pasangan. Namun, beberapa pasangan tampaknya kurang beruntung.

Ada beberapa pasangan yang mudah diberikan momongan. Ada juga pasangan yang kesulitan mendapatkan momongan.

Pertanyaannya, kapan perlu memeriksakan diri ke dokter saat sulit punya anak?

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas-endokrinologi reproduksi RSAB Harapan Kita, Sudirmanto mengatakan bahwa alih-alih langsung melakukan pemeriksaan, sebaiknya pasangan suami istri yang ingin memiliki momongan rutin bercinta terlebih dahulu selama satu tahun.

"Coba rutin dulu melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi. Yang dikatakan rutin itu, 2 sampai 3 kali dalam satu minggu selama satu tahun," kata Sudirmanto dalam podcast Radio Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Kamis (2/2).

Kata dia, jika sudah rutin bercinta selama satu tahun namun belum memiliki momongan, maka pemeriksaan bisa dilakukan. Sebab, ada kemungkinan suami atau istri mengalami fertilitas atau masalah dengan organ reproduksi.

Dia juga menjelaskan, ukuran ini tentu tak berlaku untuk semua kalangan. Untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun, justru jaraknya lebih pendek. Yakni dua atau tiga kali bercinta dalam satu minggu selama enam bulan.

"Jika wanita di usia ini belum hamil selama enam bulan, maka harus diperiksa, karena kualitas indung telurnya sudah berbeda," kata Sudirmanto.

Menurut Sudirmanto, jumlah indung telur akan terus berkurang saat seorang wanita memasuki usia 35 tahun ke atas. Pasalnya, sel telur akan terus menurun seiring pertambahan usia.

Meski demikian, Sudirmanto juga mengingatkan bahwa masalah infertilitas ini bukan cuma tanggung jawab istri atau wanita. Suami juga berperan aktif dalam hal memiliki keturunan.

Jangan sampai ketika istri berusaha untuk memiliki keturunan dengan menjaga pola makan dan menjalani hidup sehat, suami justru berlaku sebaliknya.

"Karena ini kerja sama, selama satu tahun itu, ya, si suami juga harus atur gaya hidupnya. Tidak bisa hanya dibebankan sama istri saja," kata dia.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER