Mana yang Lebih Berbahaya, Sinar UVA atau UVB?

CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2023 05:40 WIB
Ilustrasi. Sinar ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB) sama-sama membawa dampak buruk untuk kesehatan kulit. (Skitterphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sinar ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB) sama-sama membawa dampak buruk bagi kulit. Namun, mana yang lebih berbahaya?

Sinar ultraviolet merupakan salah satu elemen sinar matahari yang punya efek merusak buat kulit. Dokter spesialis kulit dan kelamin Srie Prihianti menjelaskan, secara garis besar dikenal tiga jenis sinar ultraviolet (UV).

Pertama adalah sinar UVC yang memiliki panjang gelombang 100-280 nanometer. Sinar ini tak sampai ke permukaan bumi karena dipantulkan lapisan ozon.

Kedua adalah sinar UVB, yang memiliki panjang gelombang 280-315 nanometer. Sinar ini mampu menembus lapisan paling atas kulit.

Ketiga adalah sinar UVA yang terdiri dari short UVA (320-340 nanometer), long UVA (340-400 nanometer), dan ultra long UVA (380-400 nanometer). Ketiganya bisa menembus hingga lapisan kulit bagian dalam.

Kemudian, jika dilihat dari waktu kemunculannya, saat matahari terbit sinar UVA akan muncul mendahului sinar UVB. Setelah itu, pada pukul 9-10 pagi, sinar UVB mulai banyak dan bercampur dengan sinar UVA. Sekitar pukul 3 sore, paparan sinar UVB mulai menurun, tetapi sinar UVA terus berlanjut.

Bisa dibayangkan, paparan sinar UVA berlangsung lebih lama dengan efek lebih merusak. Dengan demikian, paparan sinar UVA lebih berbahaya dibandingkan UVB.

"Bagian [lapisan kulit] dalam itu banyak serabut kolagen, elastin. Kalau rusak akan terjadi tanda skin aging seperti kerut, gangguan pigmentasi," kata dokter yang akrab disapa Yanti ini dalam temu media bersama La Roche Posay di Dion, Senayan Park, Jakarta Pusat, Selasa (14/2).

Saat terpapar sinar matahari, kulit akan berubah warna, timbul kemerahan, dan muncul sensasi perih. Semua ini merupakan efek sinar UVB.

Ilustrasi. Sinar UVA lebih berbahaya dibandingkan sinar UVB. (iStock/xijian)

Sementara itu, efek sinar UVA bersifat kumulatif. Artinya, efek paparan tidak langsung dirasakan, tapi akan timbul dalam jangka panjang.

"UVA efeknya nanti jangka panjang. Awal-awal bisa tanning, lama-lama timbul photo aging. Ada kulit kasar, fine wrinkle, deep wrinkle, lalu sagging, dan terakhir skin cancer," jelasnya.

Selain soal efeknya yang merusak, sinar UVA terbilang cukup 'tangguh' berkat panjang gelombangnya. Meski cuaca mendung atau hujan, sinar UVA tetap bisa sampai ke permukaan bumi.

Yanti mengatakan penggunaan kaca film pun tidak membantu melindungi kulit dari paparan UVA. Pasalnya, kaca film hanya memantulkan sinar UVB.

Yanti menegaskan bahwa proteksi terhadap sinar UV tetap penting dilakukan meski berada di dalam ruangan. "Sinar UV bisa menembus kaca, mendung, dan hujan," tambahnya.

Di Indonesia, lanjut dia, kesadaran akan bahaya sinar UVA dan kanker kulit cukup rendah. Yanti menduga salah satu pasalnya adalah karena angka kasus kanker kulit di Indonesia tak tak terlalu tinggi, sehingga tak dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan.

Namun demikian, penting untuk tetap memberikan perlindungan terhadap kulit dari paparan sinar UV. Gunakan sunscreen dengan perlindungan terhadap UVA dan UVB.

Pastikan suncreen mengandung SPF (proteksi terhadap UVB) minimal 30 dan PA (proteksi terhadap UVA) setidaknya PA+++ atau lebih.



(els/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK