Cerita Mereka yang Gemar Pakai Jastip, Lebih Murah Tapi Harus Sabar

CNN Indonesia
Minggu, 19 Feb 2023 06:10 WIB
Praktik jasa titip alias jastip tengah ramai mewarnai perbincangan di media sosial. Simak cerita mereka yang gemar menggunakan jastip.
Ilustrasi. Jastip dinilai sebagai cara untuk mendapatkan barang dari luar negeri yang lebih simpel dan murah. (iStockphoto/Chainarong Prasertthai)
Jakarta, CNN Indonesia --

Chi tengah menanti barang yang dibeli via jasa titip alias jastip. Ia memang banyak mengandalkan jastip, apalagi jika barang yang diinginkan tidak ada di tanah air.

Sebagai penyuka anime dan grup musik Jepang, ia kerap jastip barang-barang dari Negeri Sakura. Sebelum pandemi, ia bahkan bisa lima kali menggunakan jastip dalam setahun.

"[Lewat jastip] bisa dapat benda yang saya mau dan enggak dijual di sini [Indonesia]. Atau kadang bisa dapat lebih murah dari pasaran," ujar Chi pada CNNIndonesia.com via pesan singkat, Jumat (17/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Praktik jastip kini tengah mewarnai perbincangan di media sosial. Gara-garanya, jastip dinilai merugikan negara karena kerap lolos dari aturan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI).

Memang, jastip membuat seseorang lebih mudah mendapatkan barang-barang dari luar negeri yang diinginkan. Kita tak perlu repot mengurus mengiriman, tak dikenakan pula bea masuk. Konsumen hanya perlu membayar harga barang, tarif jastip per barang, dan ongkos kirim ke rumah.

Alasan-alasan di atas lah yang membuat banyak orang memilih menggunakan jastip. Salah satunya adalah Gempita, yang sempat terkena bea masuk yang biayanya nyaris setara dengan harga barang yang dibeli.

"Mau nangis banget, untuk emak enggak tau," ujar Gempita, dalam kesempatan berbeda.

Dia pun kini memilih jastip untuk membeli buku dari luar negeri. Gempita mengandalkan jastip dari sebuah komunitas di Telegram.

Jastip ini cukup besar sebab memiliki warehouse (gudang), sehingga pengiriman ke alamat pembeli lebih mudah.

Bagi Gempita, jastip membuatnya menghemat ongkir. Karena hanya membeli buku, ia tak bermasalah dengan bea masuk, sebab buku tidak dikenakan bea masuk.

"Sebenarnya, sih, bisa aja beli sendiri tapi kepentok di ongkirnya dan kita enggak bisa milih mau pakai jasa ekspedisi apa, jadi mau enggak mau ya jastip biar murah," terangnya.

Menguji kesabaran

White blank shopping paper bag isolated on white background for mock up and template design.Ilustrasi. Menggunakan jastip memerlukan kesabaran yang tinggi. (iStockphoto/umesh chandra)

Baik Chi maupun Gempita sepakat bahwa membeli dengan jastip berarti harus punya banyak stok kesabaran. Gempita mengatakan pengiriman barang kadang berlangsung lama karena penyedia jastip menggunakan sistem batch.

Gempita juga sering kali tak bisa melacak barang yang dititipkan sudah sampai di mana. Selain itu, beberapa penyedia jastip abal-abal juga kerap membuat konsumen harus pintar-pintar dan sabar memilih.

Chi mengatakan, orang yang melakukan jastip bisa dikategorikan jadi dua. Yakni orang yang memang berbisnis jastip dan orang yang membuka jastip untuk menambal ongkos melancong di negeri orang.

"Yang memang bisnis, dia punya semacam warehouse dan tim gitu di luar negeri dan di sini yang tugasnya belanja dan bawa barangnya masuk. Kalau ini plus-nya, opsi barang lebih banyak," katanya.

Kemudian yang hanya menjadikan jastip sebagai 'sampingan' selama travelling, pilihan barang tidak banyak sebab barang titipan harus searah dengan destinasi wisatanya.

Hanya saja, kesabaran itu kerap berbuah manis. Chi bisa membeli album grup musik Jepang kesayangannya. Grup musik Jepang, kata dia, cenderung menjual album lokal saja sehingga tidak bisa didapat di Indonesia.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER