Sekitar 200-an sekolah di Korea Selatan dikabarkan mendapat tuntutan dari rumah mode Burberry.
Sekolah-sekolah tersebut dituntut karena memakai seragam dengan motif kotak-kotak atau pattern dari merk fashion tersebut.
Corak atau motif pattern memang cukup ikonik di sejumlah drama Korea Selatan yang memperlihatkan kehidupan sekolah. Sebut saja drama The Heirs yang dilakoni Lee Min Ho hingga School 2013 yang menampilkan Kim Soo Hyun sebagai salah satu pemeran utamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakaian sekolah dengan corak tersebut tak hanya ada di drama. Nyatanya, sekolah-sekolah di dunia nyata banyak yang menggunakannya. Mengutip Korea Herald, di Korea Selatan motif ini disebut-sebut telah digunakan sejak 1980-an.
Tapi, pada 2019, Burberry mengajukan gugatan resmi terhadap bisnis yang telah berlangsung puluhan tahun itu. Mereka menyebut, pola tersebut adalah merek dagang Burberry dan telah digunakan pada seragam sekolah Korea tanpa persetujuan.
"Pada Mei, Burberry mengatakan tidak akan mengajukan gugatan jika pembuat seragam sekolah Korea menghentikan produksi seragam sekolah baru dengan merek dagang mereka, mulai 2023," kata seorang pejabat dari Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul tanpa menyebut nama.
Hingga sekarang, banyak pembuat seragam di negeri ginseng itu harus memproduksi ulang seragam sekolah dengan motif kotak-kotak sebagai buntut dari tuntutan yang dilayangkan Burberry.
"Puluhan juta won terbuang sia-sia," kata seorang petinggi salah satu merk seragam sekolah, Hyungji Elite, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Pembuatan ulang seragam sekolah ini merupakan kesepakatan antara Asosiasi Industru Seragam Sekolah Korea Selatan dengan pihak Burberry.
Berdasarkan perjanjian tersebut, pola Burberry Check dilarang digunakan pada seragam yang dibuat mulai tahun 2023 ini.
Lantas, kenapa Burberry menuntut sekolah-sekolah tersebut?
Mengutip Grailed, merk mode asal Inggris yang telah berdiri sejak 1856 ini memang sangat kental kaitannya dengan corak kotak-kotak atau dikenal dengan julukan Burberry Check. Pola ini terkenal di dunia. Di masa lalu, pola ini diinterpretasi sebagai kemewahan antar kelas di Inggris
Bermula pada 1920-an, saat itu Burberry melihat desain kotak-kotak Skotlandia dengan dasar krem, beraksen hitam, merah, dan putih. Awalnya, motif tersebut hanya dijahitkan ke dalam mantel perusahaan.
Tapi motif ini baru banyak digunakan dalam desain brand asal Inggris itu pada 1960-an. Hal ini karena unsur ketidaksengajaan saat salah satu manajer toko Burberry membuat syal dengan motif Burberry Check.
Tak disangka, banyak pelanggan yang menyukai motif tersebut. Penjualan pun meledak. Tak butuh waktu lama hingga motif ini populer di kalangan elit Inggris. Bahkan motif itu dengan cepat menjadi simbol status.
Seiring motif Burberry Check yang terus populer. Banyak warga kelas bawah yang ikut-ikutan. Mereka mencari barang tersebut tidak peduli palsu atau asli, barang tersebut pun meledak di semua kelas.
![]() ilustrasi motif khas burberry |
Bahkan motif ini bisa muncul di berbagai benda. Mulai dari payung, alat dapur, taplak meja, hingga kain biasa.
Efeknya cukup memprihatinkan. Sebab banyak golongan kelas atas yang akhirnya tak tertarik lagi dengan motif itu. Alasannya tentu karena banyak orang dari kalangan bawah yang juga menggunakannya dengan barang tiruan alias KW. Akibatnya motif ini jadi tak eksklusif seperti dulu.
Atas dasar itulah, Burberry segera mematenkan motif dan semua produk dengan motif tersebut. Bahkan rumah mode yang digawangi desainer Daniel Lee ini lebih ketat dengan pihak-pihak yang menggunakan motif ini tanpa kerjasama atau izin langsung kepada mereka.
(tst/chs)