Jadi KLB di Garut, Ini Gejala Difteri yang Perlu Diwaspadai

CNN Indonesia
Kamis, 23 Feb 2023 10:16 WIB
KLB difteri tengah melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat. Apa saja gejala difteri yang perlu diwaspadai?
Ilustrasi. Sebagai langkah deteksi dini, masyarakat perlu mengetahui beberapa gejala difteri yang perlu diwaspadai. (iStock/AgFang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kabupaten Garut, Jawa Barat tengah dilanda kejadian luar biasa (KLB) difteri. Sebagai langkah deteksi dini, Anda perlu tahu beberapa gejala difteri yang patut diwaspadai.

Status ini ditetapkan setelah adanya peningkatan kasus penyakit menular tersebut.

Sebanyak 7 warga dilaporkan meninggal dunia akibat difteri. Pemerintah setempat kini telah melalui penelusuran kontak erat pasien meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Difteri sendiri bukan hal baru di dunia kesehatan. Penyakit ini memang dikenal sebagai salah satu penyakit menular yang diwaspadai.

Pada 2021 lalu, difteri juga sempat mewabah di beberapa daerah. Salah satu pasalnya adalah cakupan imunisasi yang menurun selama pandemi Covid-19.

Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diptheriae. Penyakit ini dapat menular melalui batuk ataupun bersin.

Selain melalui batuk dan bersin, difteri juga bisa menular melalui barang-barang yang terkontaminasi. Seseorang bisa tertular difteri setelah menyentuh barang-barang yang terkontaminasi.

Siapa saja bisa terkena difteri. Namun umumnya, penyakit satu ini kerap menyerang kelompok anak.

Mereka yang termasuk kelompok berisiko difteri adalah orang yang belum mendapatkan vaksinasi difteri. Orang yang tinggal di lingkungan padat dan tidak sehat juga berisiko terkena difteri.

Gejala difteri

ilustrasi anak sakitIlustrasi. Demam, salah satu gejala difteri. (iStockphoto/Suzi Media Production)

Mengutip laman Mayo Clinic, gejala difteri biasanya dimulai 2-5 hari setelah paparan. Berikut beberapa gejala yang bisa muncul:

- selaput abu-abu tebal yang menutupi tenggorokan dan amandel;
- sakit tenggorokan;
- pembengkakan kelenjar getah bening di leher;
- sulit bernapas atau napas cepat;
- pilek;
- demam;
- kelelahan.

Dalam kasus yang parah, difteri bisa memicu berbagai komplikasi yang berisiko fatal. Racun yang dikeluarkan bakteri penyebab bakteri bisa merusak sistem pernapasan, jantung, dan saraf. Kondisi inilah yang biasanya jadi penyebab kematian akibat difteri.

Cara mencegah difteri

Pemberian antibiotik jadi satu-satunya cara mengobati difteri. Namun demikian, difteri juga bisa dicegah.

Berikut beberapa cara mencegah difteri, mengutip berbagai sumber.

1. Vaksinasi

Vaksinasi disebut-sebut sebagai satu-satunya cara ampuh untuk mencegah difteri.

Indonesia sendiri mewajibkan pemberian vaksin DPT (difteri, pertusis atau batuk rejan, dan tetanus) pada anak. Imunisasi DPT-HB-HiB diberikan sebanyak empat kali berturut-turut pada bayi usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.

2. Pola makan sehat

Konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Sistem imun yang kuat dapat melawan berbagai patogen yang menyerang tubuh, termasuk bakteri penyebab difteri.

3. Jaga kebersihan

Kebersihan jadi salah satu kunci pencegahan difteri. Bakteri penyebab difteri sendiri mudah berkembang di tempat yang kotor dan lembap.

4. Rutin cuci tangan

Sama seperti penyakit yang disebabkan bakteri dan virus lainnya, cuci tangan juga jadi cara pencegahan yang ampuh bagi difteri. Pasalnya, penularan difteri juga bisa terjadi melalui benda-benda terkontaminasi bakteri yang Anda sentuh.

Gif banner Allo Bank
(asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER