Sejarah Kelam Deretan Gerakan Antivaksin Sejak Abad 18

can | CNN Indonesia
Selasa, 10 Agu 2021 17:34 WIB
Gerakan penolakan terhadap vaksin tidak berlaku saat pemberian vaksin Covid-19 saja, namun sudah terjadi sejak abad 18.
Ilustrasi anti-vaksin. (CNN Indonesia/ Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kewaspadaan dan penolakan sebagian masyarakat terhadap vaksin tidak berlaku saat pemberian vaksin untuk Covid-19 saja. Penolakan vaksin disebut sudah ada sejak 2 abad lalu, tepatnya saat pemberian vaksin pertama pada abad 18.

Dari ketakutan nyata yang dipicu oleh efek samping hingga studi palsu yang ditambah dengan teori konspirasi, hal itu menjadi faktor sentimen kelompok anti-vaksin selama berabad-abad.

Vaksin sendiri adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh. Vaksin dapat merangsang tubuh agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan kuman penyebab infeksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manfaat utama vaksin disebut untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya.

Selain itu vaksin juga diyakini bisa melindungi diri dari risiko kematian dan cacat. Vaksin mengandung virus atau bakteri, baik yang masih hidup maupun yang sudah dilemahkan.

1795 - Vaksin Cacar

Ketakutan manusia terhadap vaksin tercatat pertama kali saat wabah cacar membunuh dan menjangkiti hampir jutaan orang di dunia pada tahun 1790-an. Namun akhirnya diberantas dengan program vaksinasi pada 1980.

Pada tahun 1796 seorang dokter asal Inggris, Edward Jenner memiliki ide untuk mengambil sampel virus cacar sapi yang lebih ringan, dan diberikan kepada seorang anak untuk merangsang respon imun.

Proses itu disebut 'vaccsinus' oleh Edward, yang diambil dari kata sapi dalam bahasa Latin. Metode itu disebut berhasil, tapi sejak itu memicu skeptisisme dan ketakutan publik.

1853 - Vaksin Cacar

Di Inggris, vaksin cacar menjadi hal wajib untuk anak-anak pada tahun 1853. Hal itu menjadikan suntikan wajib pertama, dan memicu resistensi yang kuat.

Sebagian orang menolak vaksin tersebut dengan alasan agama. Mereka menyuarakan keprihatinan atas bahayanya vaksinasi yang berasal dari bahan baku hewani. Penolak vaksin juga mengklaim bahwa kewajiban itu telah melanggar kebebasan individu.

1885 - Virus Rabies

Pada akhir abad ke-19, ahli biologi Prancis Louis Pasteur mengembangkan vaksin untuk melawan virus rabies, dengan menginfeksi kelinci dengan bentuk virus yang dilemahkan.

Tetapi lagi-lagi proses itu memicu ketidakpercayaan dan Pasteur dituduh mencari keuntungan dari penemuannya.

1920 - Vaksin Tuberkolosis

Di tahun 1920 vaksinasi terbilang berkembang pesat. Vaksinasi dikembangkan untuk merespon penyakit seperti tuberkulosis dengan BCG pada tahun 1921, difteri pada tahun 1923, tetanus pada tahun 1926 dan batuk rejan pada tahun 1926.

Pada tahun itu juga pertama kalinya para peneliti menggunakan garam aluminium untuk campuran, agar meningkatkan efektifitas vaksin.

Tetapi lebih dari setengah abad kemudian garam-garam ini menjadi sumber kecurigaan, dengan kondisi yang menyebabkan kelelahan yang disebut myofasciitis macrophagic yang diduga disebabkan oleh garam aluminium tersebut.

Tahun 1998 - Vaksin Campak, Gondok, dan Rubella

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER