Kenapa Kamu Perlu Terapkan Gaya Hidup Guna Ulang?

CNN Indonesia
Minggu, 05 Mar 2023 07:40 WIB
Gaya hidup guna ulang bukan cuma soal mengurangi sampah plastik. Lebih dari itu, gaya hidup ini juga jadi solusi untuk menghadapi krisis iklim.
Ilustrasi. Gaya hidup guna ulang bukan cuma soal mengurangi sampah plastik. (iStockphoto/Vladdeep)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gaya hidup guna ulang merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan. Bukan sekadar tren, gaya hidup ini telah diikuti oleh berbagai kalangan, utamanya anak muda di Indonesia?

Executive Director Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Tiza Mafira mengatakan, gaya hidup guna ulang adalah gaya hidup yang menjalankan prinsip pakai, habiskan, dan kembalikan.

"Familiar dengan penggunaan air galon yang harus dikembalikan setelah airnya habis terpakai? Prinsip pakai habiskan kembalikan dari penggunaan air galon ini yang kemudian direplikasi terhadap cara kita mengonsumsi produk rumah tangga lainnya agar sampah yang dihasilkan minim," ucap Tiza dalam acara jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, akhir Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Model sekaligus presenter Nadia Mulya merupakan salah satu figur publik yang menerapkan gaya hidup guna ulang dalam kesehariannya. Ia berhasil mematahkan stigma bahwa gaya hidup guna ulang itu susah. Ia juga berhasil mengaplikasikannya menjadi kebiasaan.

"Sudah banyak vendor yang menjual produk sehari-hari keperluan rumah tangga, seperti minyak goreng, bumbu dapur, detergen hingga sabun cuci piring, dengan kemasan guna ulang. Biasanya aku membeli produknya lewat toko online dan kemasan pun dijemput gratis setelah produk habis terpakai," ucap Nadia dalam acara yang sama.

Lalu, kenapa perlu menerapkan gaya hidup guna ulang?

Tiza mengatakan bahwa gerakan guna ulang bisa lebih rendah emisi dibandingkan gerakan ramah lingkungan lainnya.

"Gerakan guna ulang bisa lebih rendah emisi, karena mengurangi produksi plastik dari bahan mentah maupun daur ulang dan limbah di pembuangan tingkat akhir juga tidak ada," jelasnya.

Tiza mengatakan, plastik yang digunakan kembali memancarkan setidaknya 50 persen gas rumah kaca dibandingkan skenario daur ulang. Jika dilakukan standarisasi, penggunaan kembali bisa mengurangi emisi gas rumah kaca untuk kemasan konsumen sampai 80 persen.

"Jadi ketika kita guna ulang, satu kemasan itu bisa digunakan ulang 10 kali aja, itu udah memutus rantai yang dari awal, dan memutus rantai yang di ujung. Jadi berkurang ekstraksi sumber daya alam yang di hulu, dan berkurang polusi dan pembuangan di akhir," ucap Tiza lebih lanjut.

Bagi Tiza, gaya hidup guna ulang bukan cuma soal mengurangi sampah plastik. Lebih dari itu, gaya hidup ini juga jadi solusi untuk menghadapi krisis iklim.



(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER