Disebut Jadi 'Superfood', Apakah Kelor Aman dari Efek Samping?

CNN Indonesia
Selasa, 07 Mar 2023 12:46 WIB
Ilustrasi. Meski disebut-sebut sebagai superfood, konsumsi kelor tak lantas disebut aman dari efek samping. (istockphoto/fcafotodigital)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelor kini tengah jadi perbincangan. Gara-garanya, ucapan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menginginkan kelor agar mampu menyaingi popularitas ginseng dari Korea sebagai tanaman obat.

"Saya pengin [kelor] ngimbangin seperti ginsengnya Korea. Dibikin penelitian yang serius [tentang kelor] untuk masuk dunia internasional," ucap Budi, menukil laman resmi Kemenkes RI.

Memang, sudah bukan rahasia lagi bahwa kelor kaya akan manfaat kesehatan. Tapi, jangan lupa, konsumsi kelor juga perlu diperhatikan baik-baik. Pasalnya, ada beberapa efek samping kelor yang perlu diperhatikan.

Kelor atau Moringa oleifera adalah tanaman yang punya banyak khasiat. Daun kelor sendiri kaya akan nutrisi seperti protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi.

Tak cuma itu, kelor juga kaya akan senyawa antioksidan yang berperan dalam memerangi paparan radikal bebas penyebab stres oksidatif. Stres oksidatif sendiri diketahui dapat memicu berbagai penyakit kronis seperti kanker.

Ada banyak manfaat kelor, mulai dari mencegah diabetes hingga menurunkan risiko Alzheimer. Berbagai khasiat itu bahkan membuat kelor disebut-sebut sebagai 'superfood'.

Efek samping kelor

Namun demikian, konsumsi kelor atau produk yang mengandung kelor juga tetap perlu diperhatikan. Ada efek samping kelor yang perlu diwaspadai.

Pada dasarnya, mengutip Very Well Health, konsumsi kelor sendiri disebut cukup aman. Hal ini telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian, di mana efek samping yang dilaporkan terbilang sedikit dan cenderung nihil.

Namun, ada juga beberapa penelitian lain yang menemukan bahwa kelor juga bisa memicu beberapa masalah jika dikonsumsi berlebih atau sembarangan.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada bukti il

1. Hemokromatosis

Ilustrasi. Ada beberapa efek samping kelor yang perlu diperhatikan. (iStockphoto/Homesh Nasre)

Sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal Phytotherapy Research menemukan bahwa asupan kelor berlebih dapat menyebabkan peningkatan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat memicu hemokromatosis.

Hemokromatosis sendiri merupakan kondisi kelebihan zat besi dalam darah. Kondisi ini dapat meracuni organ yang bisa memicu banyak masalah seperti sirosis hati.

Riset tersebut menyarankan agar masyarakat tak mengonsumsi kelor lebih dari 70 gram per hari.

2. Masalah pencernaan

Selain itu, kelor juga disebut bisa memengaruhi pencernaan. Mengutip Healthifyme, kelor diketahui memiliki sifat pencahar. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, kelor dapat memicu sakit perut, meningkatnya gas dalam pencernaan, hingga diare.

3. Tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui

Kelor tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Bahan kimia tertentu yang ditemukan pada akar, bunga, dan kulit kayu tanaman kelor ditemukan dapat menyebabkan kontraksi rahim pada ibu hamil.

Sementara pada ibu menyusui, beberapa kandungan dalam kelor diduga tidak baik untuk bayi.

4. Jangan konsumsi bagian akar kelor

Spirochin, senyawa alkaloid yang ditemukan dalam akar kelor, memiliki sifat racun. Spirochin bisa menyerang saraf dan membuatnya lumpuh.

Mengutip Medicine Net, konsumsi berlebih akar kelor dapat menyebabkan kelumpuhan.

Namun demikian, hingga saat ini belum ada penelitian yang menentukan dosis aman untuk konsumsi kelor.  Selalu lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi kelor atau produk berbasis kelor.



(asr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK