Studi: Long Covid Tingkatkan Risiko Kematian

CNN Indonesia
Senin, 06 Mar 2023 20:35 WIB
Studi terbaru menyebut, orang yang mengalami long Covid berisiko tinggi mengalami peningkatan risiko kematian sampai dua kali lipat.
Studi terbaru menyebut, orang yang mengalami long Covid berisiko tinggi mengalami peningkatan risiko kematian sampai dua kali lipat.( IStockphoto/ Metamorworks)
Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah melonggarnya status kedaruratan Covid-19, penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa kelompok orang masih merasakan efek jangka panjang dari infeksi virus tersebut (long Covid).

Berdasarkan studi yang diterbitkan di JAMA Health Forum, orang yang mengalami long Covid berisiko tinggi mengalami sejumlah risiko, termasuk kematian hingga dua kali lipat.

Studi tersebut meneliti sebuah data klaim asuransi untuk 13.435 orang dewasa dengan long Covid dan 26.870 yang tidak terkena Covid-19 selama masa tindak lanjut 12 bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memperhitungkan faktor-faktor yang ada sebelum terinfeksi, kelompok long Covid mengalami peningkatan kematian. Hal ini ditunjukkan dengan 2,8 persen orang dengan long Covid meninggal dibandingkan dengan 1,2 persen dari mereka yang tidak long Covid.

Mereka yang mengalami long Covid juga kemungkinan dua kali lebih besar mengalami masalah kardiovaskular termasuk aritmia, stroke, gagal jantung, dan penyakit arteri koroner.

Tak hanya itu, pengidap long Covid juga lebih berisiko mengalami masalah paru-paru. Risiko penyakit emboli paru lebih dari tiga kali lipat, sementara risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma sedang atau berat meningkat hampir dua kali lipat.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa risiko-risiko di atas paling besar kemungkinannya terjadi pada pasien rawat inap yang mengalami gejala meskipun sudah satu bulan terinfeksi Covid-19.

"Kami tahu dari literatur yang diterbitkan bahwa long Covid dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan gangguan fokus," kata Andrea DeVries, salah satu penulis studi, melansir CNN.

"Meskipun kondisi tersebut memprihatinkan, hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil yang lebih mengkhawatirkan yang dapat sangat memengaruhi kualitas dan masa hidup individu dengan long Covid," lanjutnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mendefinisikan long Covid sebagai memiliki masalah kesehatan baru, kembali, atau berkelanjutan lebih dari empat minggu setelah timbulnya infeksi awal.

Menurut penelitian CDC, satu dari lima penyintas Covid-19 berusia 18 hingga 64 tahun dan satu dari empat penyintas berusia 65 tahun atau lebih mengalami masalah kesehatan berkelanjutan yang mungkin disebabkan oleh infeksi virus corona penyebab Covid-19.

Pasalnya, long Covid telah dikaitkan dengan lebih dari 200 tanda dan gejala juga 50 kondisi kesehatan lainnya. Para ahli mengatakan konsekuensi kesehatan dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

"Kami hanya dapat mengukur sejauh pandemi telah terjadi, tetapi bukti awal menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang mengalami kondisi pasca Covid mengalaminya lebih dari dua tahun setelah infeksi awal mereka, yang pada dasarnya selama itu bisa jadi," kata Mark Czeisler yang sempat menulis editorial terkait yang juga diterbitkan di JAMA Health Forum.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa infeksi ulang Covid-19 secara substansial meningkatkan risiko kematian, rawat inap, dan konsekuensi kesehatan seseorang dari long Covid.

Misalnya, risiko gangguan kardiovaskular meningkat dari 1,6 dengan satu infeksi, menjadi 3,0 dengan dua infeksi, dan 4,8 dengan tiga atau lebih infeksi.

"[Hal] ini menunjukkan bahwa Anda tidak pernah terkena Covid sekali dan kemudian jika Anda tidak sakit parah atau Anda tidak mengembangkan long Covid dari infeksi pertama itu, maka Anda sudah aman," kata Czeisler, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Faktor risiko lain untuk long Covid termasuk orang lanjut usia, berjenis kelamin perempuan, penggunaan tembakau, indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi, dan mengalami lebih banyak gejala selama penyakit Covid-19 akut. Menurut penelitian sebelumnya, vaksinasi sebelum terinfeksi dikaitkan dengan penurunan risiko long Covid.

Para penulis penelitian mengatakan temuan ini menyerukan upaya berkelanjutan untuk mencegah infeksi Covid-19 dan meningkatkan pemantauan kesehatan individu setelah terinfeksi.

(del/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER