Nasib Bacuya, Maskot Piala Dunia U-20 yang Batal Digelar di Indonesia

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2023 10:00 WIB
FIFA resmi mencabut status tuan rumah Indonesia untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023 mendatang. Bagaimana nasib bacuya?
FIFA resmi mencabut status tuan rumah Indonesia untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023 mendatang. Bagaimana nasib bacuya?(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia --

FIFA resmi mencabut status tuan rumah Indonesia untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023 mendatang. Keputusan FIFA ini timbul karena penolakan yang cukup masif terhadap kedatangan timnas Israel di kompetisi tersebut.

Kekecewaan pun dirasakan berbagai pihak lantaran berbagai persiapan sudah dilakukan. Salah satunya adalah membuat maskot yang bernama Bacuya. 

Maskot ini bernama Bacuya yang merupakan seekor badak Jawa yang menggunakan kostum tim nasional merah-putih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inilah Bacuya, badak Jawa maskot Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia! tulis FIFA di akun Twitter pada Minggu (18/9).

Bacuya dipilih jadi maskot Piala Dunia U-20 ini lantaran mengambil inspirasi dari badak Jawa merupakan salah satu jenis hewan endemik Indonesia. Hewan ini pun menjadi pusat perhatian karena dipilih sebagai maskot untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023.

Dalam rilis yang diterima CNNINdonesia, Bacuya adalah akronim dari Badak Cula Cahaya. Bacuya memiliki filosofi badak Jawa muda yang sangat pemalu dan pendiam. Terlepas dari karakteristik ini, rasa ingin tahunya memaksa untuk berlari dengan tabah ke lapangan seperti ingin mencari sesuatu.

Satu yang menarik dari maskot ini adalah tanduk Bacuya yang bisa menyala dengan warna-warna baru setiap kali dia sepak bola dengan orang lain.

Bacuya adalah pembela. Melansir laman resmi Kemenpora, Bacuya memperjuangkan hak anak muda untuk bersenang-senang dan berekspresi. Ia adalah penjaga talenta muda dan mercusuar untuk masa depan sepak bola. Energi Bacuya diharapkan mampu memberikan kecerian dan keseruan penggemar sepak bola di dunia.

Badak Jawa

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan satu dari lima jenis badak di dunia yang masih tersisa. Badak Jawa adalah spesies paling langka di antara lima jenis badak lainnya dan masuk dalam Daftar Merah Badan Konservasi Dunia (IUCN) dengan status: satu tingkat di bawah kepunahan.

Melansir laman resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, badak Jawa merupakan mamalia berpostur tegap. Tingginya, hingga bahu, sekitar 128-175 sentimeter dengan bobot tubuh 1.600-2.280 kilogram. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja.

Meski penglihatannya tidak awas, namun pendengaran dan penciumannya sangat tajam hingga mampu menangkap sinyal bahaya yang menghampiri kehidupannya. Satu cula berukuran 25 sentimeter berwarna abu-abu gelap atau hitam merupakan ciri khas utama jenis ini.

Ciri khas lainnya, badak Jawa memiliki bibir atas yang lebih lancip menyerupai belalai pendek yang berfungsi untuk mencari makanan.

Badak Jawa termasuk salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia. Keberadaan badak Jawa di Indonesia sangat terancam. Beberapa ancaman yang mempengaruhi diantaranya, degradasi dan berkurangnya habitat badak akibat pembukaan lahan pertanian dan penebangan liar.

Banner Ramadan 2023 - Rekomendasi Menu Sahur dan Berbuka PuasaFoto: CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani

Perburuan cula badak juga dapat menjadi ancaman eksistensi badak Jawa. Perburuan cula ini disebabkan adanya anggapan bahwa cula badak mempunyai khasiat dalam pengobatan tradisional China.

(del/chs)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER