Dicakar Kucing, Pria AS Kehilangan Sebagian Penglihatannya
Dicakar kucing bukanlah hal yang aneh bagi para pecinta kucing. Namun, Anda tidak boleh menyepelekan luka bekas cakaran kucing karena bisa menimbulkan infeksi berbahaya.
Seorang pria asal AS yang tidak disebutkan namanya mengalami hilang sebagian penglihatan saat mengemudi akibat cakaran kucing. Kasus ini belum lama dilaporkan dalam American Journal of Case Reports.
Pria berusia 47 tahun ini telah mengadopsi kucingnya sekitar dua bulan sebelum ia mulai merasa sakit.
Dia mengunjungi dokter karena mengalami demam berulang dan sakit kepala yang terus-menerus selama seminggu. Namun awalnya dokter menduga gejala yang dialami terkait long Covid.
Namun, pria tersebut tiba-tiba kehilangan penglihatan di sisi kirinya di tengah perjalanan pulang dari dokter. Ia dilarikan ke unit gawat darurat rumah sakit setempat.
Hasil pemeriksaan menemukan bahwa pria tersebut menderita cat scratch disease (CSC) dengan pembengkakan di sekitar saraf optiknya.
CSD disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini menyebar ke kucing melalui gigitan kutu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut, 40 persen kucing dilaporkan memiliki bakteri ini. Namun, sebagian besar dari mereka tidak menunjukkan gejala dan jarang menyebarkan infeksi ke manusia.
Mengutip Insider, kucing yang keluar rumah atau baru saja diadopsi lebih mungkin membawa bakteri dari kontak dengan kutu. Biasanya, anak kucing berusia kurang dari 1 tahun lebih mungkin terkena infeksi B. henselae. Anak kucing juga lebih senang mencakar dan menggigit saat bermain dengan manusia.
Sekitar 12 ribu orang di AS menderita CSD setiap tahun. Sebagian besar kasus melaporkan gejala seperti demam, kelelahan, pembengkakan ringan di area yang tercakar, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat menyebar ke otak, mata, atau jantung.
CDC mengatakan bahwa gejala CSD dapat dimulai antara 3-14 hari setelah mendapatkan cakaran pertama.