Kata Ulama soal Anggapan Islam Agama yang Penuh Amarah

Sebagian kalangan menganggap Islam sebagai agama yang penuh amarah. Apa yang jadi pemicu pola pikir ini?

Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rumadi Ahmad, anggapan ini memang sering muncul di tengah masyarakat saat melihat fenomena berkaitan yang ada di sekitarnya.

Hal ini terjadi terutama dengan orang-orang yang menggunakan simbol-simbol keagamaan, tetapi digunakan untuk ekspresi-ekspresi kemarahan.

"Kita sebagai Muslim tentu tidak setuju dan tidak suka kalau Islam itu disebut sebagai agama yang penuh amarah," tegas Rumadi dalam program TAJIL CNNIndonesia.com 2022 lalu.

Rumadi yakin bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat dan kasih sayang.

"Bahkan Islam itu sendiri adalah agama yang mengandung keselamatan," ujarnya.

Jadi, setiap beraktivitas, setiap Muslim harus menunjukkan bahwa Islam itu bukan agama yang membawa kemarahan.

"Jadi kalau kita tidak suka dengan tuduhan bahwa Islam dianggap sebagai agama yang penuh marah, satu-satunya cara yang bisa kita gunakan bukan dengan membantah, bukan memberikan dalil, tapi kita tunjukkan dengan perilaku kita sebagai Muslim," ucap Rumadi lebih lanjut.

Menurut Rumadi, tuduhan seperti itu muncul karena perilaku sebagian kalangan.

Rumadi menegaskan, Muslim adalah orang yang selalu mengekspresikan ucapan dan perbuatannya dengan penuh kasih sayang kepada orang lain.

Tak cuma sesama manusia, tapi juga terhadap hewan. Menyembelih hewan saat Hari Raya Kurban pun tak boleh dilakukan sembarangan.

"Ada tata caranya, ada etikanya yang itu menunjukkan bahwa Islam itu agama yang penuh kasih sayang, agama yang selalu membawa rahmat kepada siapapun," katanya.

Oleh sebab itu, lanjut Rumadi, jika ada orang yang atas nama Islam menunjukkan ekspresi kemarahan dengan menggunakan simbol agama, itu bukan ekspresi yang benar untuk menunjukkan keberislaman umat Muslim. Kemarahan yang ditunjukkan contohnya dengan melakukan tindakan terorisme atau melakukan bom bunuh diri.