101 ISLAM

Kisah Tukang Sepatu Berhaji Tanpa Bertandang ke Tanah Suci

CNN Indonesia
Senin, 03 Apr 2023 16:00 WIB
Ilustrasi. Lewat kisah tukang sepatu, kita tahu bahwa umat Islam bisa berhaji tanpa pergi ke Tanah Suci. (128flashfire/Wikipedia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pergi haji merupakan kewajiban umat Islam yang harus dilakukan setidaknya sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Haji adalah ziarah Islam tahunan ke Mekkah, kota suci umat Islam.

Namun, bisakah umat Muslim berhaji tanpa pergi ke Tanah Suci?

Tokoh NU sekaligus mantan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menjawab pertanyaan tersebut dengan menceritakan kisah seorang tukang sepatu yang berhasil berhaji tanpa pergi ke Tanah Suci.

"Ada kisah sufi mengenai Abdullah bin Mubarak, seorang sufi besar yang seusai menunaikan ibadah haji bertemu dengan malaikat dalam mimpi. Malaikat itu mengabari bahwa awalnya tak satupun jemaah haji yang diterima amalannya oleh Allah SWT, kecuali amalan haji Muwaffak, seorang tukang sepatu yang justru tak pergi berhaji," kata Lukman bercerita dalam program TAJIL CNNIndonesia.com 2021 lalu.

Namun, lanjut Lukman, Muwaffak membuat Allah SWT menerima amalan semua orang yang pergi berhaji. Abdullah bin Mubarak kemudian mencari Muwaffak dan menemuinya.

Muwaffak diminta menceritakan sesungguhnya apa yang terjadi pada dirinya. Ia menjelaskan bahwa dirinya hanyalah tukang sepatu yang mengumpulkan uang selama bertahun-tahun untuk bisa berhaji.

"Ketika uang terkumpul dan berkemas untuk berhaji, datanglah anaknya menangis mengadu bahwa ia tak diberi makan oleh seorang ibu. Muwaffak gusar. Didatangilah rumah ibu itu yang ternyata rumahnya amat kecil dan begitu sederhana. Ia meminta penjelasan kepada ibu tua yang tak bersuami itu," lanjutnya.

Ibu itu bercerita bahwa anak-anaknya sudah berhari-hari kekurangan makan. Lalu pagi tadi, ia menjumpai seekor bangkai keledai di tepi jalan. Daging bangkai itu dia bawa pulang dan dimasak untuk anak-anaknya.

Ibu tua itu menjelaskan, "Bagi kami yang serba kekurangan makan daging bangkai itu sebuah keterpaksaan karena darurat. Mudah-mudahan Allah SWT memaklumi dan memaafkan kami."

"Namun tak demikian dengan anak tuan, memakan daging bangkai itu menjadi haram bagi anak tuan yang tak kekurangan. Itulah mengapa kami melarang anak tuan untuk makan."

Begitulah penjelasan ibu tua itu. Lebur seketika amarah Muwaffak, takjub dan haru memenuhi pikiran dan hati.

"Ia lalu memberikan seluruh uangnya untuk berhaji kepada ibu tua tadi. Muwaffak sudah berhaji meski ia tak pergi ke tanah suci," pungkas Lukman bercerita.

(del/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK