Bagaimana Cara Melakukan Tobat agar Diterima Allah SWT?

Setiap manusia tidak lepas dari kesalahan berujung dosa, baik besar maupun kecil. Setiap orang beriman tentu berharap agar setiap dosa-dosa yang diperbuat dapat diampuni Allah SWT.

Lalu, bagaimana cara melakukan tobat agar diterima oleh Allah SWT?

Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rumadi Ahmad, orang yang bertobat harus melalui beberapa fase agar tobatnya diterima oleh Allah SWT.

"Yang pertama, dia harus menyesali dan tidak akan mengulangi perbuatan yang sudah dilakukan. Jadi, dia sadar bahwa perbuatan yang dilakukan itu adalah sebuah kekeliruan," tutur Rumadi dalam program TAJIL CNNIndonesia.com 2022 lalu.

Kemudian, setelah orang yang bertobat sadar bahwa perbuatannya adalah sebuah kekeliruan, dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Menurut Rumadi, hal ini perlu dilakukan dengan cara yang sungguh-sungguh.

"Misalnya melakukan mandi tobat dan salat tobat, yang merupakan penanda dari apa yang dia lakukan sebelumnya menuju yang lebih baik di masa-masa yang akan datang," jelas dia.

Jadi, lanjut Rumadi, tobat itu sebenarnya merupakan sebuah kesadaran diri bahwa ada kekeliruan dan kesalahan dalam apa yang dilakukan. Banyak orang yang beranggapan bahwa akan berat kalau meninggalkan perbuatan dosa yang sudah setiap saat dilakukan.

"Kalau misalnya kita belum bisa meninggalkan 100 persen, maka untuk menuju tobat yang sesungguhnya, kita harus punya perencanaan. Kita harus pelan-pelan mengurangi sampai akhirnya bisa meninggalkan kebiasaan yang tidak baik," ucap Rumadi.

Namun, untuk meninggalkan kebiasaan yang tidak baik, seseorang perlu sadar bahwa yang dilakukan adalah sebuah kekeliruan. Agar tobat bisa diterima oleh Allah SWT, ia harus menyadari kekeliruannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

"Itulah prinsip orang melakukan tobat. Kalau, toh, kita selalu keliru, selalu salah, cepat-cepatlah kita mengucap istigfar pada Allah SWT dan berjanji membersihkan diri supaya kekeliruan itu tidak kita lakukan lagi di masa mendatang," lanjutnya.

Maka itu, Rumadi menyarankan, buatlah bulan Ramadhan ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang keliru semaksimal mungkin.