Mbah Slamet, dukun pengganda uang yang beroperasi di Banjarnegara ditangkap aparat kepolisian karena terlibat kasus pembunuhan. Total korban yang telah dia bunuh sejak 2020 lalu ada 10 orang.
Korbannya pun berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Lampung dan wilayah lain di Indonesia.
Mbah Slamet memang tak melawan saat ditangkap aparat. Namun, dia mengaku hampir tak mengingat identitas para korban yang telah dia bunuh. Hal yang pasti adalah para korban ini merupakan 'pasien' yang mempercayakan uang mereka untuk digandakan oleh Mbah Slamet.
Fenomena dukun pengganda uang yang berakhir menjadi kasus kriminalitas, entah itu pembunuhan atau sekadar penipuan sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Kasus-kasus serupa sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus pertama yang dilaporkan terkait dukun palsu ini terjadi pada 1980-an. Menariknya, meskipun terbukti selalu palsu, tapi para dukun ini selalu memiliki 'penggemarnya' sendiri.
Ada saja orang yang percaya dan rela menginvestasikan uang mereka. Agar beranak-pinak dalam waktu cepat.
Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan kepercayaan terhadap klenik atau supranatural bisa dibilang hal yang biasa di masyarakat. Bukan hanya di Indonesia, keyakinan akan hal-hal yang astral, klenik, atau supranatural ini juga diyakini oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia.
Bahkan, hampir 25 persen orang Amerika Serikat meyakini tentang hal-hal yang berbau supranatural, termasuk perdukunan. Maka, tak heran jika hal ini juga masih kental di masyarakat Indonesia.
"Kenyataanya, ini tak hanya di kita, tak hanya di Indonesia, tapi di berbagai negara di dunia, termasuk Amerika banyak yang masih percaya dengan klenik," kata Devie saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (5/4).
Banyak orang ingin kaya dengan instan.. baca di halaman selanjutnya