Bikin Rusak Situs Budaya di Italia, Siap-siap Didenda Rp162 Juta

Italia akan mendorong undang-undang yang memberlakukan denda berat pada pengacau yang merusak monumen atau situs budaya lainnya di negara tersebut. Uang dari denda itu akan dipakai untuk membayar perbaikan dan kebersihan monumen atau situs budaya bersejarah tersebut.

Pada rapat Kabinet pada hari Selasa (11/4), pemerintah Italia menyetujui usulan undang-undang yang diperjuangkan oleh menteri kebudayaan negara itu, yang akan mengenakan denda mulai dari 10 ribu euro atau sekitar Rp162 juta.

Pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Giorgia Meloni memiliki mayoritas dukungan di parlemen, sehingga proposal tersebut diharapkan dapat dengan mudah disetujui dan diadopsi menjadi undang-undang.

Menteri Kebudayaan Gennaro Sangiuliano mengatakan bahwa baru-baru ini pemerintah Italia menelan biaya 40 ribu euro atau sekitar Rp649 juta untuk membersihkan fasad Palazzo Madama abad ke-15, yang merupakan markas Senat Italia, setelah sebelumnya sempat dirusak.

Beberapa hari yang lalu, para aktivis mendesak untuk tindakan lebih lanjut tentang aturan perubahan iklim, malah membuang pewarna hitam ke perairan air mancur monumental yang dipahat oleh Bernini di kaki Spanish Steps.

"Serangan terhadap monumen dan situs artistik menghasilkan kerusakan ekonomi bagi semua orang," kata Gennaro Sangiuliano dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Stuff.

"Untuk membersihkannya, diperlukan campur tangan personel yang sangat terspesialisasi dan penggunaan mesin yang sangat mahal. Siapa pun yang melakukan tindakan ini harus memikul juga tanggung jawab keuangan," tegasnya.

Air mancur Bernini juga dihancurkan pada tahun 2015 oleh penggemar sepak bola asal Belanda, yang membiarkan botol bir kosong mengambang di airnya.

Pada Juli 2022, aktivis lingkungan Italia menempelkan tangan mereka ke kaca yang melindungi lukisan ikonik Sandro Botticelli Musim Semi di Galeri Uffizi di Florence. Pihak museum mengatakan, berkat kaca yang dipasang sebagai tindakan pencegahan beberapa tahun lalu, mahakarya itu tidak terluka.