Rasulullah dan Raung Kesakitan Luka Ubay bin Khalaf
Ubay bin Khalaf adalah salah satu dari sekian musuh Nabi Muhammad SAW. Ia getol mengejek, bahkan mengancam Rasulullah.
Ia merupakan anggota dari kelompok Syu'bah al-Syak. Nama terakhir merupakan komunitas orang-orang kaya Suku Quraisy yang sangat membenci Rasulullah.
Kaum tersebut selalu berusaha untuk memerangi Rasulullah. Mereka juga membantah semua dakwah dan ajarannya.
Sepanjang hidupnya, Ubay bin Khalaf selalu menolak kebenaran agama Islam. Ia tak pernah berhenti mendorong kaumnya untuk menyembah berhala.
Ubay bin Khalaf juga dikenal sebagai musuh Rasulullah yang paling kejam.
Dalam sebuah kisah, ia pernah berkata, "Wahai Muhammad, saya memiliki kuda yang saya beri makan setiap hari. Saya ingin membunuhmu dengan menunggang kuda itu."
Menjawab pertanyaan tersebut, Rasulullah menjawab, "Justru akulah yang akan membunuhmu, insya Allah."
Mengutip NU Online, salah satu kebencian dan upaya memerangi Rasulullah dikeluarkan Ubay bin Khalaf saat Perang Uhud pada tahun 625 M. Duel maut antara Ubay bin Khalaf dan Rasulullah ini punya peran dalam sejarah Islam.
Dengan mengenakan zirah atau pakaian perang lengkap, Ubay menunggangi kuda mencari Muhammad.
Sambil memegang sebuah pedang, ia berkata, "Jika Muhammad tak dibunuh hari ini, maka akulah yang celaka". Ia mengatakannya berulang-ulang.
Ubay pun berhasil menemukan Muhammad dan berusaha menyerangnya. "Wahai Muhammad, engkau tak akan selamat," ujarnya.
Melihat Rasulullah terancam, para sahabat terdorong untuk menghabisi Ubay. Mereka tak mau Ubay berhasil menghabisi Rasulullah.
Namun, upaya itu justru dicegah oleh Rasulullah. "Biarkan ia [Ubay bin Khalaf] mendekat," ujarnya.
Saat Ubay mendekat, Rasulullah mengambil tombak dari salah satu sahabatnya, Harits bin ash-Shimnah. Dilemparkannya tombak itu ke arah Ubay bin Khalaf.
Ubay kemudian jatuh dari kudanya setelah tombak lemparan Rasulullah mengenai tulang di sekitar lehernya.
Ubay kembali pada orang-orang Quraisy dengan luka di leher dan darah yang terus bercucuran. Ia berkata, "Muhammad telah membunuhku".
Namun, kalimat itu justru mendapatkan respons negatif dari orang-orang Quraisy. Mereka menyebut bahwa nyali seorang Ubay telah menciut. Betapa tidak, di tengah kaumnya, Ubay dikenal sebagai sosok petarung yang kuat.
Abu Sufyan, sosok pemimpin kaum Quraisy, meminta Ubay untuk tidak mempermalukan diri dengan tak henti-hentinya menangis dan meraung kesakitan. Baginya, luka yang dimiliki Ubay hanya masalah sepele.
Lihat Juga : |
Menanggapi cemooh Abu Sufyan, Ubay berkata:
"Tak tahukah kau yang mengakibatkan luka ini? Beliau adalah Muhammad. Demi Latta dan Uzza! Jika penderitaan ini disebarluaskan ke seluruh masyarakat Hijaaz, tak satu pun orang akan selamat.
Sejak saat ia menerangkan bahwa ia akan membunuhku, aku meyakini bahwa kematianku berada di tangan Muhammad.
Jika saja beliau meludahiku pada saat ia berkata, saya tentu sudah mati."
Tak lama setelahnya, Ubay bin Khalaf pun meninggal dunia di Sarif, di tengah perjalanan Suku Quraisy menuju Makkah.
(asr/asr)