Bi Rain Disebut Pre-Obesitas Meski Badannya Six Pack, Apa Standarnya?

tim | CNN Indonesia
Sabtu, 15 Apr 2023 20:00 WIB
Hasil pemeriksaan kesehatan penyanyi dan aktor Korea Rain menyatakan bahwa ia kini mendekati obesitas, padahal tubuhnya six pack. Kok bisa?
Hasil pemeriksaan kesehatan penyanyi dan aktor Korea Rain menyatakan bahwa ia kini mendekati obesitas, padahal tubuhnya six pack. Kok bisa? ( Instagram/@rain_oppa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil pemeriksaan kesehatan penyanyi dan aktor Korea Rain menyatakan bahwa ia kini mendekati obesitas. Selama ini Rain dikenal dengan tubuhnya yang ramping, atletis, dan perutnya yang six pack.

Rain membagikan hasil pemeriksaan medisnya kepada para pengikutnya dalam Instagram Story, Selasa (11/4). Ia begitu terkejut begitu tahu saat hasilnya menyatakan bahwa dia disebut kelebihan berat badan.

Pria berusia 40 tahun itu diketahui sangat menjaga pola makan dan rajin olahraga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam lembaran hasil pemeriksaan medis, tertulis bahwa pria dengan nama asli Jung Ji-hoon tersebut masuk kategori kelebihan berat badan, bahkan mendekati obesitas.

"Overweight (pre obesity stage). Take care to not gain more weight," demikian bunyi hasil tes tersebut.

Rain diimbau untuk tidak menambah berat badannya. Bintang drama Korea Ghost Doctor itu juga direkomendasikan melakukan latihan aerobik dan menjaga diet seimbang.

"Saya sudah sering berolahraga. Apakah itu berarti saya harus mengikuti pelatihan profesional atau mengubah pekerjaan saya?" tulis Rain.

"Saya berolahraga dua kali sehari. Apakah ada kesalahan pada peralatan tes screeningnya?"

Apa sih Kriteria Obesitas?

Melansir World Health Organization, seseorang dianggap pra-obesitas atau kegemukan (overweight) jika memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih besar atau sama dengan 25 tetapi kurang dari 30.

Sementara, seseorang dianggap mengalami obesitas jika memiliki BMI 30 atau lebih.

Lihat Juga :
HARI OBESITAS SEDUNIA
3 Cara Ukur Obesitas

Orang dewasa pra-obesitas (BMI 25,0-29,9) berisiko tinggi mengalami hasil metabolik yang merugikan, termasuk peningkatan tekanan darah, kolesterol, trigliserida, dan resistensi insulin.

Selain itu, peningkatan BMI secara eksponensial meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan diabetes tipe-2. Peningkatan BMI juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

Hal tersebut jelas menjadi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, obesitas bukan sekadar kegemukan biasa.

Obesitas jadi pemicu aneka penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke serta penyakit kardiovaskular lainnya.

Obesitas dapat dihindari dengan beragam cara, salah satunya memantau berat badan apakah masuk dalam kategori sehat atau justru obesitas. Anda bisa melakukan pengukuran mandiri dengan tiga metode yakni Indeks Massa Tubuh (IMT), pengukuran lingkar perut, dan alat timbangan berupa body composition analyzer. 
 

(del/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER