Maybelline jadi perusahaan terbaru yang terancam diboikot karena meng-endorse influencer transgender, Dylan Mulvaney.
Serangan warganet bermula dari sebuah unggahan TikTok Mulvaney baru-baru ini yang memamerkan produk dari lini kosmetik tersebut. Unggahan itu dirilis dalam merayakan satu tahun dirinya secara terbuka mengidentifikasi diri sebagai seorang wanita.
"Tampil glamor untuk Day 365 saya dengan mitra @maybelline #maybelline," tulis Mulvaney dalam caption unggahannya di TikTok dan Instagram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahan tersebut kemudian memicu protes terhadap Maybelline. Banyak warganet mengecam Maybelline karena bermitra dengan Mulvaney dan menyerukan kepada pengguna lainnya untuk berhenti membeli produk dari perusahaan kosmetik tersebut.
Seorang pengguna TikTok bahkan menulis di kolom komentar, "Terima kasih. Saya tidak akan membeli produk ini."
Sementara di media sosial Twitter, seorang pengguna menulis, "Perusahaan bodoh terbaru yang mempekerjakan Dylan Mulvaney adalah perusahaan makeup Maybelline. Sadarlah, bangkrutlah."
Pengguna Twitter lainnya menambahkan, "Saatnya #BoycottMaybelline menjadi tren, karena Maybelline menggunakan Dylan Mulvaney sebagai sponsor mereka."
Lihat Juga : |
Hal yang sama rupanya sempat menimpa merek minuman beralkohol Bud Light milik perusahaan Anheuser-Busch karena menampilkan influencer transgender yang sama dalam iklan di media sosial.
Masih belum jelas apakah seruan untuk memboikot Maybelline akan mendapatkan sorotan yang sama besarnya dengan seruan untuk memboikot Bud Light. Berdasarkan data teranyar, Bud Light bahkan mengalami penurunan penjualan.
Data dari Nielsen IQ dan Bump Williams Consulting menunjukkan bahwa penjualan Bud Light turun 17 persen dalam dolar, sementara volumenya turun 21 persen hingga 15 April lalu.
Tak hanya Bud Light dan Maybelline, Mulvaney rupanya juga memiliki kesepakatan kemitraan dengan merek lainnya seperti Nike, Amazon Prime, KitchenAid, OkCupid, dan lain sebagainya.