Perkecil Risiko Stroke pada Pasien Aritmia Lewat Tindakan LAA Closure

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2023 14:40 WIB
Tim Cardiovascular Center Mayapada Hospital Tangerang sukses melakukan tindakan LAA Closure kepada pasien penderita ganggungan irama jantung.
Ilustrasi sakit jantung. (Foto: iStock/Nopphon Pattanasri).
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Cardiovascular Center Mayapada Hospital Tangerang mengumumkan keberhasilan melakukan tindakan Left Atrial Appendage (LAA) Closure kepada pasien penderita atrial fibrilasi atau ganggungan irama jantung.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Mayapada Hospital Tangerang dr Agung Fabian, SpJP(K)Aritmia menjelaskan, melalui tindakan tersebut, pasien mengalami penurunan risiko kanker hingga 90 persen.

"Kami (berhasil) melakukan LAA Closure kepada pasien laki-laki berusia 52 tahun dengan kondisi atrial fibrilasi dan telah mengalami stroke berulang. Selain mengalami gangguan irama jantung, risiko stroke pada pasien juga disebabkan karena ia mengidap obesitas dan hipertensi," kata dr Agung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesuksesan itu jadi istimewa, karena pasien dengan gangguan irama jantung berisiko mengalami stroke hingga lima kali lebih besar daripada orang normal. LAA sendiri merupakan bagian dari serambi kiri jantung berupa ruangan kecil seperti corong yang tidak memiliki fungsi signifikan. Pada pasien aritmia, atrial fibrilasi dapat menyebabkan kegagalan proses memompa darah.

Hal itu dapat menyebabkan darah berpotensi terkumpul di area LAA, lalu membentuk gumpalan darah atau trombus. Ketika gumpalan terlepas saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, maka dapat terjadi penyumbatan pembuluh darah, serta memunculkan risiko stroke sumbatan atau stroke iskemik.

"Hal inilah yang mengharuskan pasien dengan atrial fibrilasi meminum obat pengencer darah secara rutin untuk mencegah risiko stroke," ujar dr. Agung.

Melalui prosedur LAA Closure, bagian LAA jantung akan ditutup untuk mencegah trombus masuk ke area itu, sehingga risiko stroke dapat ditekan. Selain itu, pasien juga tidak harus minum obat pengencer darah terus menerus.

"LAA Closure biasanya dilakukan pada pasien yang sudah tidak memungkinkan untuk minum obat pengencer darah atau pada pasien dengan risiko perdarahan tinggi," papar dr. Agung.

Prosedur Tindakan LAA Closure

Adapun sebelum LAA Closure diberikan, terlebih dahulu pasien harus melakukan pemeriksaan menggunakan transesophageal echocardiography (TEE), yang berfungsi untuk mengevaluasi keberadaan gumpalan darah, serta mendapatkan ukuran, kedalaman, dan bentuk LAA dengan tepat.

Dokter Herenda Medishita, SpJP(K) menjelaskan, hal ini terkait dengan ukuran device yang akan dipasang.

Lebih jauh, TEE juga berfungsi mengantisipasi agar struktur di sekitar LAA, seperti katup mitral dan pembuluh darah sekitar, tidak tertutup atau terjepit saat tindakan LAA Closure dijalankan.

Menurut dr. Herenda, alat TEE sendiri tak hanya digunakan untuk pasien sebelum menerima tindakan LAA Closure, namun juga dipakai saat operasi berlangsung demi memudahkan dokter operator memasang device pada LAA.

"TEE membantu dokter untuk memasang device pada posisi yang tepat, menutup LAA dengan sempurna, dan (memastikan agar) tidak ada kebocoran," kata dr. Herenda.

Setelah LAA Closure dijalankan, TEE akan digunakan dokter untuk mengevaluasi pasien sehari setelah tindakan. Evaluasi kemudian akan dilakukan pada 3 dan 6 bulan pascatindakan demi memastikan device dan kondisi jantung pasien dalam kondisi baik.

Selanjutnya, pasien wajib diperiksa kembali setiap 6 bulan. Informasi lebih lengkap terkait LAA Closure di Mayapada Hospital Tangerang bisa didapat di sini.

(osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER