Mata merah atau konjungtivitis jadi salah satu gejala Covid-19 subvarian Omicron Arcturus. Kenali beberapa tanda konjungtivitis yang perlu diwaspadai.
Arcturus menjadi subvarian virus corona penyebab Covid-19 yang teranyar. Subvarian satu ini telah terdeteksi di Indonesia.
Di beberapa negara, subvarian ini menimbulkan lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya, tanda Covid-19 yang disebabkan oleh subvarian Arcturus dan lainnya tak jauh berbeda. Gejala akan berkisar pada gangguan saluran pernapasan atas yang cenderung ringan-sedang.
Namun, ada satu pembeda yang muncul pada subvarian Arcturus. Pembeda itu adalah kondisi konjungtivitis yang terjadi pada pasien Arcturus.
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput transparan yang melapisi kelopak dan bola mata. Selaput ini dikenal dengan istilah konjungtiva.
Saat membengkak dan teriritasi, pembuluh darah di area konjungtiva akan lebih terlihat. Kondisi inilah yang menyebabkan mata jadi merah.
Mengutip laman Mayo Clinic, infeksi virus menjadi salah satu penyebab utama konjungtivitis. Beberapa pasien Covid-19 subvarian Arcturus dilaporkan mengalami mata merah.
Namun tak perlu khawatir, mata merah tak menyebabkan gangguan penglihatan tertentu.
Berikut gejala konjungtivitis yang perlu diwaspadai. Bisa jadi gejala ini menandakan adanya infeksi virus corona penyebab Covid-19.
- mata merah,
- gatal pada mata,
- sensasi ada pasir di mata,
- kotoran yang membentuk kerak atau belekan,
- lebih peka terhadap cahaya atau fotofobia.
![]() |
Selain mata merah, ada juga tanda-tanda Covid-19 lainnya. Berikut di antaranya.
Sejak lama, batuk menjadi gejala Covid-19 yang paling umum. Namun, Anda perlu membedakan. Batuk pada Covid-19 biasanya bersifat kering dan tidak mengeluarkan dahak.
Demam menjadi tanda dari setiap infeksi, termasuk Covid-19. Demam menjadi tanda sistem kekebalan tubuh tengah bekerja melawan patogen.
Seseorang dikatakan demam jika memiliki suhu tubuh melebihi 37,5 derajat Celcius.
Sama seperti infeksi saluran pernapasan lainnya, Covid-19 juga menyebabkan pilek. Pilek terjadi saat hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan berlebih.
Nyeri tenggorokan juga bisa terjadi pada pasien Covid-19 subvarian Arcturus. Pada kondisi ini, seseorang akan kesulitan untuk menelan sesuatu.
Nyeri sendi juga jadi gejala Covid-19 subvarian Arcturus. Kondisi ini terjadi akibat tubuh yang mengeluarkan energi ekstra melawan infeksi.
(asr/asr)