Orang tua mengeluh si kecil gampang batuk dan pilek. Mereka curiga batuk pilek ini berkaitan dengan kualitas udara yang sedang buruk belakangan ini.
Putri, seorang pegawai swasta, bercerita sang anak, Yasmin (5), sudah dua minggu mengalami batuk yang tak kunjung reda. Jika diingat-ingat, tak pernah Yasmin batuk sampai lebih dari dua minggu.
Rasa khawatir membuat Putri pun akhirnya membawa Yasmin ke dokter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut dokter anak, memang hampir semua anak yang konsul ke dokter dua minggu belakangan keluhannya sama, batuk pilek. Batuk pilek sebenarnya multifaktor, tapi kuat banget kaitannya sama kondisi udara sama cuaca kayak sekarang ini," ujar Putri pada CNNIndonesia.com via pesan suara, Jumat (9/6).
Dalam kasus Putri, si kecil jadi lebih rentan sakit karena ada riwayat asma ditambah kualitas udara buruk dan aktivitas di sekolah yang memungkinkan penularan dari teman-temannya.
Seperti Putri, Puji Kurniasari juga mengalami persoalan serupa. Tiap bulan, Ariel, anaknya yang berusia 4 tahun, bolak-balik ke rumah sakit karena batuk pilek.
"Terakhir Januari 2023. Tiap bulan pasti ada batuk pilek padahal anaknya enggak suka jajan sembarangan apalagi konsumsi minuman dingin," kata Puji dalam wawancara terpisah.
Dia pun curiga Ariel sering sakit karena kualitas udara yang buruk. Hal ini pun terbukti saat cek alergi dan konsultasi ke dokter.
Hasil tes alergi tidak mengarah pada alergi makanan atau cuaca, sehingga dokter curiga batuk pilek yang dialami Ariel diakibatkan oleh paparan polusi udara.
Dokter pun menyarankan agar mobilitas anak lebih banyak menggunakan mobil pribadi untuk mengurangi paparan polusi dan debu.
![]() |
Kualitas udara turut memengaruhi kesehatan anak. Kualitas udara buruk memicu anak gampang sakit, termasuk batuk dan pilek.
Ahli pulmonologi Erlang Samoedro menuturkan, imunitas dan paru anak berbeda dengan orang dewasa. Imunitas dan fungsi paru yang belum sempurna membuat anak rentan terhadap polusi udara.
"Pada anak, imunitas dan fungsi parunya belum sempurna, sedang berkembang sehingga rentan terhadap kualitas udara," kata Erlang via pesan singkat pada CNNIndonesia.com pada Rabu (7/6).
Belum lagi jika anak memiliki riwayat alergi atau sensitif terhadap debu. Anak bisa jadi rentan sakit saat kualitas udara 'ngedrop'.
Erlang menyarankan agar anak mengenakan masker saat beraktivitas di tengah kondisi udara yang buruk.
Hal ini pula yang dilakukan Putri, membuat Yasmin selalu mengenakan masker saat keluar rumah, terutama di sekolah. Ia juga memastikan kecukupan nutrisi Yasmin, termasuk pemberian suplemen makanan.
"Kalau menurut dokter disarankan untuk lebih banyak vitamin D3, berjemur juga." imbuhnya.
Puji pun mengupayakan berbagai hal agar Ariel tidak gampang sakit. Selain kecukupan nutrisi, ia memastikan asupan susu, madu, dan vitamin.
"Pemasangan air purifier juga diffuser, lebih sering bebersih rumah, dan buang barang yang sekiranya dianggap sebagai sumber debu," katanya.