Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf Enggan Berprasangka Buruk

Peraturan yang melarang wisatawan mendaki semua gunung di Bali tengah disiapkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Rencana kebijakan Wayan Koster ini mendapat penolakan dari sejumlah kalangan.

Merespons rencana kebijakan Wayan Koster, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno memiliki pandangannya sendiri. Sandiaga memilih menunggu bagaimana kebijakan yang akan diambil nanti.

Sandiaga Uno optimistis bahwa industri pariwisata Bali, termasuk di sektor transportasi dan akomodasi tidak akan terimbas aturan larangan mendaki gunung. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini tidak khawatir dengan larangan mendaki gunung untuk wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.

"Jangan berprasangka buruk dulu. Mari kita tunggu bagaimana kebijakan yang akan diambil," ucap Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (12/6).

Dia juga menambahkan, kualitas pariwisata Bali teap meningkat, bahkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sampai sekarang tetap tinggi. "Dengan beberapa promosi yang kami lakukan, wisatawan mancanegara sekarang mencapai di atas 15 ribu per hari," kata politikus yang baru bergabung dengan partai politik PPP ini.

Sebelumnya, Wayan Koster tetap bersikukuh melarang pendakian 22 gunung di Bali dengan alasan itu merupakan kawasan suci. Dia percaya lebih banyak yang mendukung kebijakan tersebut, karena kesucian alam di Bali, termasuk gunung harus dijaga.

"Kalau unsur yang menjadi kesucian ini dirusak, itu sama saja kita mendegradasi kesucian alam Bali," ujar Wayan Koster, seperti dikutip dari Detik (2/6).

Koster meminta para pemandu gunung di Bali berpikir panjang, karena pariwisata Bali akan berkelanjutan dengan menjaga kesucian gunung lewat kebijakan larangan mendaki untuk wisatawan.

"Jangan cuma segelintir orang, hanya untuk sebagai pekerjaan pemandu ke gunung dan bukit, kita mengorbankan bagian besar daripada kepentingan pariwisata di Bali ini secara berkelanjutan," tegasnya.