Jubah wisuda lengkap dengan toga terpasang rapi di tubuh Bintang. Dengan senyumnya yang lebar, Bintang anteng berbaris bersama puluhan anak lainnya untuk memasuki area wisuda salah satu TK di kawasan Tangerang Selatan digelar.
Ratih (32) dan suaminya sibuk menyiapkan kamera di ponselnya. Mereka berusaha mengabadikan momen saat Bintang masuk ke ruangan untuk menjalani prosesi wisuda TK.
Hampir setiap tahun, TK tempat Bintang mengenyam pendidikan formal pertamanya ini menggelar wisuda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, kegiatan ini hanya acara perpisahan dan kelulusan biasa. Tapi entah bagaimana ceritanya hingga acara perpisahan dan kelulusan itu berubah jadi wisuda anak TK lengkap dengan jubah dan toga layaknya lulusan perguruan tinggi.
"Memang ada [wisuda] setiap tahun. Ini juga sudah dikasih tahu dari awal Bintang masuk TK bahwa ada acara wisuda, ya. Jadi kita juga sudah enggak kaget," kata Ratih saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (19/6).
Acara wisuda ini juga jadi ajang pentas seni anak-anak. Mereka diharuskan menampilkan berbagai kesenian, mulai dari menyanyi, bermain alat musik, paduan suara, sampai menari.
Ratih sendiri sebenarnya agak keberatan karena acara wisuda ini cukup menguras kocek.
Namun demikian, Ratih merasa uang yang dikeluarkan cukup sebanding dengan apa yang dihadirkan saat acara digelar. Anak-anak juga tampak senang meski mereka sebenarnya tak memahami apa itu wisuda.
"Saya jujur, sih, berat, ya, karena mahal. Tapi pas lihat anak dan nanya juga ke anak dia mau enggak, dia suka enggak, anaknya mau dan suka. Ya, mau bagaimana lagi, kita ikut saja," katanya.
Fenomena wisuda untuk anak TK hingga SMA kini tengah jadi perbincangan banyak orang. Salah satu pasalnya, ongkos prosesi wisuda yang tergolong mahal.
Tak sedikit juga yang mempertanyakan urgensi prosesi wisuda untuk anak sekolahan, khususnya bangku TK.
Dalam prosesi wisuda itu, para peserta mengenakan jubah dan toga yang biasanya telah disediakan pihak sekolah. Persis seperti para diploma dan sarjana yang mendapatkan gelarnya.
![]() |
Pengamat dan pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan bahwa pada dasarnya, prosesi wisuda merupakan upacara pelantikan yang dilakukan dengan khidmat. Wisuda juga selalu dikaitkan dengan proses pemberian gelar atau jabatan tertentu, seperti gelar sarjana.
Dengan penjelasan di atas, maka tak salah jika wisuda diperuntukkan bagi mahasiswa tingkat sarjana dan sederajat. Sebab, mereka telah menyelesaikan studi dan berhak mendapatkan gelar sesuai dengan bidang studi yang ditempuh.
"Ini juga diatur dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi. Makanya kegiatan wisuda itu harus dilaporkan ke Kementerian Pendidikan yang berperan sebagai LLDikti," kata Doni menjelaskan kepada CNNIndonesia.com, Senin (19/6).
Jika merujuk pada hal tersebut, penggunaan istilah wisuda untuk anak TK hingga SMA sangatlah tidak tepat. Apalagi semua atribut yang digunakan juga rata-rata merujuk pada prosesi wisuda tingkat universitas.
Lihat Juga : |
"Alih-alih wisuda, istilah yang tepat, ya, pelepasan atau perpisahan karena siswa sudah menyelesaikan studinya dan siap melanjutkan studi lain," katanya.
Doni juga menyoroti dampak dari wisuda-wisudaan yang banyak digelar sekolah-sekolah formal dari jenjang TK hingga SMA. Efeknya, menurut dia, bisa membuat sakralitas dari prosesi wisuda menjadi tak bermakna.
"Kalau setiap TK sampai SMA pakai wisuda, sakralitasnya hilang karena gelar yang tidak bisa semua orang dapat, gelar yang susah payah diraih di tingkat universitas jadi tidak bermakna," kata dia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya..