Dokter Jelaskan Kondisi Fajri Pria Obesitas Sebelum Meninggal Dunia

CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2023 14:15 WIB
Sebelum meninggal dunia, Fajri disebut mengalami kegagalan multi-organ. (Wawan Kurniawan/Jefta Images / Jefta Images/Future Publishing via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan kondisi Fajri, pria obesitas dengan bobot 300 kilogram asal Tangerang, Banten sebelum meninggal dunia. Fajri disebut mengalami multiple organ dysfunction syndrome atau kegagalan multi-organ.

Fajri dilaporkan meninggal dunia pada Kamis (22/6). Ia mengembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan khusus di RSCM, Jakarta.

Dokter spesialis anestesi RSCM Sidharta Kusuma Manggala mengatakan bahwa Fajri sempat mengalami syok septik, yang kemudian memicu kegagalan pada sejumlah organ. Syok septik yang dialami Fajri terjadi akibat infeksi pada beberapa bagian tubuhnya.

"Kita lihat infeksi di kakinya itu semakin berat, dan juga ada infeksi di bagian paru-parunya. Kemudian infeksi ini kita bisa bilang menimbulkan kejadian yang namanya syok septic," ujar Sidharta dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta, Kamis (22/6).

Syok septik adalah tingkat paling parah dari reaksi ekstrem tubuh terhadap infeksi yang berpotensi mengancam jiwa. Syok septik biasanya ditandai dengan tekanan darah yang menurun drastis.

Selain tekanan darah yang menurun, syok septik juga bisa memicu kegagalan sejumlah organ tubuh. Sidharta mengatakan bahwa Fajri juga mengalami masalah berat pada ginjal dan pencernaan akibat syok septik.

"Ginjalnya bermasalah juga karena syok septik. Kemudian [kami] lakukan terapi pengganti ginjal dengan dokter spesialis ginjal, kemudian dengan dokter pencernaan karena pencernaannya kena masalah juga," jelas Sidharta.

Dengan berbagai masalah pada organ tubuhnya, dokter menyimpulkan bahwa Fajri mengalami kegagalan multi-organ.

"Nah, ini [kegagalan multi-organ] yang membuat kondisinya [Fajri] semakin menurun. Dan akhirnya tadi malam kami sudah tidak bisa mempertahankan kondisi beliau lagi," ujar Sidharta.

Sidharta sendiri mengatakan bahwa pihak dokter telah melakukan berbagai upaya untuk membantu Fajri. Selama dirawat di rumah sakit, Fajri mendapatkan berbagai terapi untuk mengatasi kondisinya.

Ilustrasi. Tim dokter sempat memasangkan ventilator untuk membantu pernapasan Fajri. (iStockphoto/ugurhan)

Tim dokter memasangkan ventilator atau alat bantu napas untuk membantu sesak napas pada Fajri yang semakin berat. Dokter juga memberikan obat sedasi untuk membuat pasien merasa lebih nyaman selama perawatan intensif.

Selain itu, tim dokter juga mencoba mengatasi infeksi pada kaki sebelah kanan Fajri yang semakin parah dengan pemberian obat.

"Infeksi yang berat ini kita atasi dengan pemberian antibiotik," ujar Sidharta.

Datang terlambat

Namun sayang, kondisi Fajri tak bisa diselamatkan. Salah satu pasalnya adalah kondisi pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi yang terlanjur buruk.

Sidharta mengatakan bahwa dalam sebulan ke belakang, Fajri sudah tak mampu tidur terlentang. Dari sana, terlihat bahwa Fajri telah mengalami masalah medis yang cukup serius.

"Artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi [masalah jantung dan paru-paru]," ujar Sidharta.

Beberapa bulan yang lalu, lanjut Sidharta, Fajri juga sempat disarankan untuk pergi ke rumah sakit terkait infeksi di kaki sebelah kanannya.

"Namun beliau masih belum mau untuk ke RS, sehingga akhirnya kondisinya semakin menurun, sehingga dibawa ke RS," ujar Sidharta.

Plt Direktur Pelayanan Operasional RSCM dr Renan Sukmawan meminta agar masyarakat untuk lebih cepat tanggap saat menemukan kasus serupa Fajri.

"Jadi kalau ada yang seperti ini, tolong komunikasikan dengan RSCM. Bisa dibawa kemari, dirujuk kemari. Sudah ada 2-3 kasus seperti ini," ujar Renan.

Lebih dini penanganan yang dilakukan, lebih besar kemungkinan untuk mengatasi komplikasi-komplikasi yang dipicu oleh obesitas.

(lna/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK